Tahun 2024: Turbulensi dalam Politik Global

Setelah melalui risiko-risiko berat akibat Pandemi Covid-19 (2020-2022), masyarakat dunia harus menyaksikan dan mengalami serangkaian krisis multidimensional yang berkepanjangan. Tahun 2023, negara-negara berupaya sedemikian rupa untuk mengejar pemulihan ekonomi yang terdampak akibat Pandemi Covid-19. Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 membuat upaya-upaya tersebut tidaklah mudah. Krisis energi, krisis pangan dan inflasi yang tinggi akibat perang tersebut merupakan tantangan berat untuk dihadapi. Di tengah situasi yang sulit  tersebut, konflik Israel dan Hamas meletus di bulan Oktober 2023 yang semakin memperparah ketidakpastian dalam politik global.

Belum lagi, perubahan iklim membuat kita tidak bisa lagi sepenuhnya mengontrol ekspektasi dan proyeksi tentang bagaimana kita seharusnya memenuhi kebutuhan pangan, energi dan kebutuhan pokok lainnya.

Pada awal Januari 2024, World Economic Forum (WEF, 2024)* mempublikasikan suatu laporan tentang daftar panjang risiko global yang membuat banyak orang menjadi skeptis terhadap alternatif-alternatif solusi untuk mengatasi krisis yang sedang terjadi saat ini. Konflik antar negara, krisis pengungsi, polarisasi dalam masyarakat, misinformasi, disinformasi dan ketidakamanan siber, cuaca ekstrim dan polusi udara yang sangat buruk, inflasi dan memburuknya kehidupan ekonomi masyarakat merupakan deretan risiko yang dihadapi masyarakat dunia di tahun 2024. Tampaknya risiko-risiko tersebut akan berlangsung sangat lama.

Suka atau tidak suka, kita harus menerima kenyataan bahwa “pesawat kita” saat ini memasuki suatu turbulensi yang berat. Kita harus siap dengan goncangan-goncangan besar dan ketidakpastian kapan kita melewati ujung dari turbulensi ini.  Laporan WEF menyebut bahwa situasi yang tidak terhindarkan ini bahkan bisa berlangsung selama lebih dari satu dekade.

Barangkali kita harus bersepakat dengan temuan WEF tersebut Tidak sulit mencari alasan kenapa turbulensi ini akan berlangsung lama. Pemimpin-pemimpin global tampaknya tidak bisa menemukan titik temu bagaimana perang Rusia dan Ukraina harus diakhiri. Demikian pula dengan konflik Israel dan Hamas. Di awal Maret ini dilaporkan terdapat 31.000 orang telah meninggal akibat konflik tersebut. Namun tampaknya angka yang sangat besar ini tidak cukup meyakinkan pemimpin-pemimpin global yang menjadi “pilot dan copilot” pesawat kita untuk segera menemukan resep mujarab dalam menghentikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), lima anggota  tetap dan sepuluh anggota tidak tetap lembaga pemegang mandat strategis bagi upaya penciptaan keamanan global, tidak berhasil menyepakati resolusi yang bisa memaksa Israel untuk menghentikan serangan di Gaza. Di Majelis Umum PBB, 193 negara anggota PBB bahkan terbelah ketika harus menyepakati resolusi yang dapat memberikan akses untuk bantuan kemanusiaan bagi korban perang di Gaza.  

Kegagalan DK PBB dan PBB untuk membuat resolusi yang dapat mendorong resolusi perang Rusia-Ukraina juga sudah terjadi sebelumnya. Terpilihnya kembali Vladimir Putin dalam pemilihan presiden di Rusia  di bulan Maret ini tampaknya tidak akan membawa perubahan signifikan dalam situasi regional di Kawasan Eropa Timur dan politik global secara keseluruhan.

Artinya kita harus bersiap menghadapi keserba-tidakpastian ini. Sambil terus bersemangat dan aktif mengkaji berbagai jalan yang mungkin dilalui pesawat kita menuju ujung dari turbulensi ini.

Parahyangan Center for International Studies (PACIS) mengundang para peneliti, dosen, praktisi, diplomat dan seluruh pemerhati peristiwa internasional untuk berbagi hasil kajian dan pemikiran mereka dalam berbagai format. View Point PACIS adalah ruang yang disediakan bagi siapapun yang ingin berbagi gagasan mereka tentang apa yang sedang terjadi di dunia ini. Silakan kirimkan tulisan atau video anda ke pacis@unpar.ac.id

Kami juga telah menyiapkan sebuah konferensi internasional (International Conference on International Relations) di mana semua pihak diundang untuk menjadi panelis, pembahas dan peserta aktif membahas skenario-skenario yang feasible untuk mengarahkan pesawat kita keluar dari turbulensi yang sulit ini. Detil tentang ICON-IR PACIS dapat dilihat di: https://icon.unpar.ac.id/

Demi peradaban yang lebih baik bagi semua di masa depan.

Bandung, 22 Maret 2024

Yulius Purwadi Hermawan, Ketua, Parahyangan Center for International Studies (PACIS)

Referensi:

World Economic Forum (2024). “Global risk Report 2024.” https://www.weforum.org/publications/global-risks-report-2024/