Intensifikasi konflik yang terjadi sejak 7 Oktober tahun lalu antara Hamas dan Israel telah menyisakan penderitaan mendalam bagi warga Palestina. Terdapat setidaknya 34 ribu masyarakat Palestina yang meregang nyawa sejak eskalasi konflik tersebut. Serangan balasan yang dilakukan oleh Israel di Gaza pun telah mengusir lebih dari 80% masyarakat di wilayah tersebut serta menghasilkan krisis kemanusiaan yang mengkhawatirkan.
Kerusakan serta korban jiwa yang ditimbulkan dari konflik bersenjata tersebut telah memantik kesadaran masyarakat internasional mengenai urgensi penghentian kekerasan di Gaza. Sentimen tersebut kemudian terwakilkan oleh pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu António Guterres, yang menyebutkan bahwa pemerintah Israel dan otoritas Hamas diharapkan dapat mencapai kesepakatan perihal gencatan senjata demi rakyat Gaza serta sandera yang tertahan oleh kedua pihak, dan jika tidak, maka konflik tersebut hanya akan memburuk.
Bersamaan dengan pernyataan tersebut, upaya-upaya mediasi perihal pelepasan sandera dan gencatan senjata yang dilakukan melalui Qatar, Amerika Serikat, serta Mesir, telah mengalami perkembangan.
Hal tersebut tampak oleh perundingan Ismail Haniyeh sebagai perwakilan Hamas dengan para mediator dari Mesir dan Qatar mengenai proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Israel. Dalam hal ini, proposal tersebut mencakup adanya penghentian konflik selama 40 hari serta pertukaran para sandera dari kedua pihak. Sebagai hasil dari dialog tersebut, Hamas menyatakan bahwa upaya negosiasi gencatan senjata akan tetap dilanjutkan hingga mereka menemui titik terang.
Optimisme serupa pun telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, yang menyatakan bahwa perundingan gencatan senjata oleh Hamas dan Israel–yang dimediasi oleh ketiga negara tersebut–telah memunculkan harapan terhadap perdamaian sebab tawaran yang diajukan oleh Israel dinilai dapat diterima oleh Hamas.
Kesadaran mengenai krisis kemanusiaan di Gaza serta tekanan terhadap Israel untuk menghentikan okupasinya pun telah terwujud melalui demonstrasi pro-Palestina yang dilakukan oleh para mahasiswa di seluruh dunia. Di Inggris, para mahasiswa telah mendirikan perkemahan yang diiringi oleh berbagai bendera serta spanduk berisi narasi pro-Palestina sebagai bentuk demonstrasi damai.
Akan tetapi, demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa pun sering kali menemui perlawanan, pembungkaman, hingga aksi kekerasan. Unjuk rasa para mahasiswa universitas Sciences Po di Prancis yang menentang ‘aksi genosida’ di Gaza telah berujung pada pengawasan ketat serta pelepasan atribut-atribut pro-Palestina yang dilakukan oleh otoritas kepolisian.
Serupa dengan hal tersebut, demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa di perguruan tinggi Amerika Serikat pun telah menemui pertentangan secara masif. Unjuk rasa oleh para mahasiswa di University of California telah berubah menjadi aksi kekerasan setelah massa pro-Israel menyerang para demonstran pro-Palestina. Di samping itu, universitas bersama dengan aparat penegak hukum pun telah membubarkan perkemahan, mengancam sanksi akademis, hingga melakukan penangkapan terhadap para aktivis pro-Palestina di seluruh Amerika Serikat.
Tercatat lebih dari 2,300 mahasiswa dalam aksi demonstrasi mereka yang telah ditangkap oleh aparat kepolisian. Dalam menanggapi situasi tersebut, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah menyatakan bahwa masyarakat memang memiliki hak untuk berunjuk rasa, tetapi ketertiban harus tetap ditegakkan.
Terlepas dari pernyataan tersebut, kekerasan terhadap para aktivis pro-Palestina tetap berlanjut, begitu pula dengan konflik yang terjadi antara Israel dan Hamas, meskipun optimisme terhadap perdamaian telah dipulihkan.
Referensi:
Al Jazeera. “Hamas Chief Haniyeh Discusses Gaza Truce Talks with Egypt, Qatar Officials,” 2 Mei 2024. https://www.aljazeera.com/news/2024/5/2/hamas-chief-haniyeh-discusses-gaza-truce-talks-with-egypt-qatar-officials.
Al Jazeera. “UCLA Clashes: Pro-Palestinian Protesters Attacked by Israel Supporters,” 1 Mei 2024. https://www.aljazeera.com/news/2024/5/1/ucla-clashes-pro-palestinian-protesters-attacked-by-israel-supporters.
Al Jazeera. “UN Chief Urges Israel and Hamas to Reach Ceasefire Deal in Gaza,” May 3, 2024. https://www.aljazeera.com/news/2024/5/3/un-chief-renews-calls-for-an-immediate-ceasefire-deal-in-gaza.
Burke, Jason. “Hopes of Gaza Ceasefire Rise as Hamas Delegation Arrives in Cairo.” The Guardian, 4 Mei 2024, sec. World news. https://www.theguardian.com/world/article/2024/may/04/hopes-of-gaza-ceasefire-rise-as-hamas-delegation-arrives-in-cairo.
Gritten, David . “Gaza War: US ‘Hopeful’ Hamas Will Accept Israel’s New Ceasefire Offer.” Www.bbc.com, 29 April 2024. https://www.bbc.com/news/world-middle-east-68920131.
Porter, Catherine. “Cheers, Fears and ‘Le Wokisme’: How the World Sees U.S. Campus Protests.” The New York Times, 3 Mei 2024, sec. World. https://www.nytimes.com/2024/05/03/world/europe/campus-protests-rorschach-test.html.
Regan, Helen. “Where Pro-Palestinian University Protests Are Happening around the World.” CNN, 3 Mei 2024. https://edition.cnn.com/2024/05/03/world/pro-palestinian-university-protests-worldwide-intl-hnk/index.html.The New York Times. “Where Protesters on U.S. Campuses Have Been Arrested or Detained.” 2 Mei 2024, sec. U.S. https://www.nytimes.com/interactive/2024/us/pro-palestinian-college-protests-encampments.html.