Pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Republik Federatif Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, di Istana Merdeka, Jakarta pada 23 Oktober 2025, menandai babak baru hubungan diplomatik antara dua kekuatan besar di belahan selatan dunia. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, kedua pemimpin sepakat memperkuat kemitraan strategis melalui penandatanganan delapan nota kesepahaman (MoU) yang mencakup sektor energi, pertanian, teknologi, pertahanan, hingga pendidikan. Pertemuan ini bukan sekadar seremoni diplomatik, tetapi simbol kebangkitan diplomasi Selatan–Selatan (South–South Cooperation) di tengah pergeseran tatanan ekonomi global.
Momentum 72 Tahun Hubungan Diplomatik
Kunjungan kenegaraan Presiden Lula da Silva ke Indonesia merupakan balasan atas kunjungan Presiden Prabowo ke Brasilia pada Juli 2025. Hanya berselang tiga bulan, intensitas diplomasi ini menunjukkan pentingnya posisi strategis kedua negara sebagai mitra utama di kawasan masing-masing.
“Kunjungan kenegaraan kita berdua adalah bukti bahwa hubungan persahabatan antara kedua negara kita semakin erat. Dan itulah yang kita inginkan untuk mempererat hubungan persahabatan dan lebih penting kerja sama di segala bidang,” ungkap Presiden Prabowo.
Tahun 2025 juga menjadi penanda 72 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Brasil, yang kini menempati level tertinggi sebagai Mitra Strategis. Brasil tercatat sebagai mitra dagang dan sumber investasi terbesar Indonesia di kawasan Amerika Latin, sementara Indonesia menjadi pintu masuk utama Brasil ke Asia Tenggara.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga menyampaikan ucapan selamat atas peringatan Hari Kemerdekaan Brasil ke-203 yang baru dirayakan pada 7 September 2025 yang lalu.
Delapan MoU dan Komitmen Ekonomi USD 5 Miliar
Kedua kepala negara menyaksikan penandatanganan delapan MoU lintas sektor antara kementerian, lembaga, dan perusahaan besar dari kedua negara. Kesepakatan ini bernilai strategis dengan potensi ekonomi mencapai USD 5 miliar, atau sekitar 25% dari total investasi asing langsung di Indonesia saat ini.
Kedelapan MoU tersebut meliputi:
- MoU antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia dan Kementerian Pertambangan dan Energi Republik Federatif Brasil tentang Kerja Sama di Bidang Energi dan Pertambangan, dengan fokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya bioetanol.
- MoU antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi Brasil mengenai Kerja Sama dalam Sains, Teknologi, dan Inovasi, termasuk riset bersama di bidang bioteknologi dan ketahanan pangan.
- MoU antara Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Pertanian dan Peternakan Brasil tentang Tindakan Sanitasi dan Fitosanitasi serta Sertifikasi Produk Pertanian, untuk memperlancar ekspor-impor produk agrikultur kedua negara.
- MoU antara Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia dan Institut Geografi dan Statistik Brasil (IBGE) mengenai Kerja Sama di Bidang Statistik dan Data Ekonomi, untuk memperkuat pertukaran informasi dan metodologi statistik.
- MoU antara PT Danantara Indonesia dan JBS N.V. (Brasil) dalam bidang industri agribisnis dan peternakan, untuk memperluas rantai pasok daging dan protein antara kedua negara.
- MoU antara PT PLN (Persero) dan J&F S.A. (Brasil) mengenai Kemitraan di Sektor Energi, termasuk potensi investasi bersama dalam pembangkit listrik dan bioenergi.
- MoU antara PT Pertamina (Persero) dan Fluxus Brasil tentang Pengembangan Energi dan Teknologi Minyak & Gas Ramah Lingkungan.
- MoU antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan APEX Brasil (Agência Brasileira de Promoção de Exportações e Investimentos) mengenai Promosi Perdagangan dan Investasi Bersama, untuk memperluas akses pasar bagi pelaku usaha kedua negara
Menuju Indonesia–Mercosur CEPA: Pintu ke Pasar Amerika Latin
Salah satu hasil paling strategis dari pertemuan ini adalah komitmen untuk mempercepat pembentukan Indonesia–Mercosur Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Langkah ini akan membuka akses perdagangan Indonesia tidak hanya dengan Brasil, tetapi juga Argentina, Uruguay, dan Paraguay.
Brasil yang saat ini menjabat Presidensi Mercosur memainkan peran penting dalam memfasilitasi percepatan perjanjian tersebut. Jika terealisasi, CEPA akan menjadi landasan utama integrasi ekonomi lintas benua Selatan, memperkuat posisi Indonesia dan Brasil sebagai kekuatan ekonomi baru dalam BRICS dan G20.
Diplomasi Pendidikan Hingga Evaluasi Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG)
Di sisi lain, sebagai tuan rumah Conference of the Parties (COP) 30 yang akan diselenggarakan di Belem pada November 2025, Brasil menyoroti isu lingkungan hidup, khususnya kerja sama dalam upaya melindungi hutan tropis guna menjaga stabilitas iklim global. Dalam kesempatan tersebut, Brasil juga memberikan apresiasi terhadap keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia yang dalam kurun waktu satu tahun telah menjangkau sekitar 36,7 juta penerima manfaat.
Sebagai tindak lanjut, Ibu Negara Brasil dijadwalkan melakukan kunjungan ke sekolah dan Sentra Pemberdayaan Perempuan dan Gizi (SPPG) di kawasan Halim, Jakarta Timur, untuk menyaksikan langsung implementasi program MBG di lapangan. Kunjungan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan penting yang dituangkan dalam Joint Communique sebagai landasan penguatan hubungan bilateral Indonesia–Brasil, serta penandatanganan empat Nota Kesepahaman (MoU) antar-pemerintah di bidang statistik, sanitasi dan fitosanitasi, pertambangan dan energi, serta ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Selain agenda pemerintahan, Presiden Lula juga membawa serta delegasi bisnis berjumlah 110 orang yang mewakili berbagai sektor strategis. Pertemuan tersebut menghasilkan empat kesepakatan kerja sama bisnis, yaitu antara KADIN dan APEX (lembaga promosi perdagangan dan investasi Brasil), PLN dengan J&F S.A., Indonesia Energy Corporation (IEC) dengan Aguila Energia e Participações Ltda. (AEP), serta PT Danantara dengan JBS N.V.
Kunjungan kenegaraan Presiden Lula kali ini merupakan yang kedua kalinya ke Indonesia, setelah sebelumnya ia melakukan kunjungan resmi pada 11–12 Juli 2008 pada masa jabatan pertamanya sebagai Presiden Brasil.
Penulis: Nazwa
Referensi:
Indonesia dan Brasil Bahas Kolaborasi Ekonomi hingga Pendidikan di Era Baru Diplomasi Selatan–Selatan (https://www.setneg.go.id/baca/index/indonesia_dan_brasil_bahas_kolaborasi_ekonomi_hingga_pendidikan_di_era_baru_diplomasi_selatan_selatan)
Saling Kunjung Presiden Indonesia dan Brazil Tandai Penguatan Kemitraan Strategis (https://kemlu.go.id/berita/saling-kunjung-presiden-indonesia-dan-brazil-tandai-penguatan-kemitraan-strategis?type=publication)
Indonesia-Brasil Teken 8 Nota Kesepahaman Disaksikan Prabowo dan Lula (http://tempo.co/politik/indonesia-brasil-teken-8-nota-kesepahaman-disaksikan-prabowo-dan-lula-2082639)

