Diskusi PACIS, Kementerian Dalam Negeri RI dan ASECH
Pada pertemuan tahunan ASCN keenam di Bali tanggal 12 Juli 2023, Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi Sherperd ASCN pada periode 2023-2025 melalui voting para perwakilan nasional negara-negara ASEAN. Indonesia menggantikan Singapura yang telah menduduki posisi sebagai Sherperd ASCN selama empat tahun sebelumnya. Terpilihnya Indonesia menunjukkan kepercayaan negara-negara ASEAN terhadap kepemimpinan Indonesia di organisasi regional yang telah berdiri sejak 1967 tersebut.
ASCN dibentuk oleh pemimpin-pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-32 di bulan April 2018. ASCN merupakan platform kolaboratif bagi kota-kota dari negara-negara anggota ASEAN untuk mewujudkan tujuan bersama dalam pembangunan kota yang cerdas dan berkelanjutan (https://asean.org/our-communities/asean-smart-cities-network/). ASCN diharapkan dapat memfasilitasi kerjasama dalam pengembangan kota-kota cerdas, mengkatalisasi projek-projek yang dapat didanai oleh perbankan (bankable projects) dan memperoleh pendanaan dan dukungan dari partner eskternal ASEAN.
Pembentukan ASCN dilatar-belakangi oleh cepatnya arus urbanisasi dan digitalisasi yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN. ASCN bertujuan untuk memperbaiki kehidupan warga negara ASEAN dengan menggunakan teknologi sebagai enabler. Fokus utamanya adalah pada manusia. ASCN menerapkan pendekatan inklusif dalam membangun kota cerdas yang menjunjung hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental sebagaimana ditegaskan dalam piagam ASEAN. Jaringan kota cerdas di ASEAN diharapkan dapat memperkuat saling pengertian di antara bangsa-bangsa ASEAN dengan keberagaman budaya masing-masing.
Untuk mendukung peran Indonesia sebagai Sherperd ASCN, PACIS melakukan diskusi dengan bapak Gensly, Analis Senior Kebijakan Perkotaan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia sebagai focal point Indonesia dalam ASCN dan Ibu Erike Malonda, President Director, ASECH yang menjadi mitra Kemendagri dalam membangun kota-kota cerdas di Indonesia. Hadir juga dalam diskusi tersebut Sapta Dwikardana, Mangadar Situmorang, Albert Triwibowo, Jessica Martha dan Yulius Purwadi Hermawan dari PACIS dan dua anggota tim ASECH.

Bapak Gensly menjelaskan bahwa inisiatif pembentukan ASCN muncul di tahun 2016 dan realisasinya terwujud di 2018. Beliau juga menjelaskan tentang beberapa paradigma pembangunan kota-kota cerdas yang masing-masing mencerminkan penekanan bidang/sektor yang perlu menjadi perhatian utama. Paradigma pertama melihat pada teknologi digital sebagai pilar utama pembangunan kota cerdas, sementara paradigma yang lain menekankan pentingnya aspek pembangunan kapasitas manusia dan layanan publik. Secara khusus Indonesia telah memiliki regulasi dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP No 59 Tahun 2022 tentang Perkotaan dalam Mendukung Implementasi Kota Cerdas) yang menegaskan standar nasional dalam pengembangan kota cerdas. Dengan keketuaan Indonesia di ASCN, pembangunan kota cerdas ini menjadi prioritas penting bagi pemerintah Indonesia. Namun demikian, beliau mengakui sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kota cerdas, termasuk kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat disebut sebagai kota cerdas dengan standar maturasi yang tinggi.
Ibu Erike Malonda, President Director ASECH membagikan pengalaman dalam mendukung pembangunan kota-kota cerdas di Indonesia. Pembangunan kota cerdas tidak semata-mata mengandalkan pada ketersediaan teknologi digital, tetapi juga mengedepankan kenyamanan kota bagi warganya dan pelayanan publik yang memadai, termasuk pula penanganan sampah yang sering menjadi beban bagi semua kota. Beliau mengharapkan peran Indonesia di ASCN dapat mendorong terbentuknya ekosistem pengembangan Smart City ASEAN yang berkelanjutan.
Dalam diskusi tersebut dieksplorasi pula potensi kerja sama antara Kemendagri, PACIS dan ASECH dalam mendukung kepemimpinan Indonesia di ASCN. PACIS dapat melakukan kajian kebijakan yang menghasilkan masukan kongkrit tentang deliverables apa yang dapat dijadikan warisan kepemimpinan Indonesia, roadmap untuk mewujudkan tujuan ASCN dan memperkuat kolaborasi di antara kota-kota cerdas yang sedang dibangun negara-negara ASEAN saat ini, termasuk potensi-potensi pendanaan dari mitra-mitra eksternal ASEAN. Manfaat bagi Indonesia juga perlu menjadi perhatian dalam kepemimpinan Indonesia tersebut (Yulius P Hermawan).