Peningkatan Kerjasama Kemenlu & PACIS dalam Rangka Optimalisasi Hubungan Indonesia dan Negara-negara di Amerika & Eropa

Pada tanggal 24 Juni 2025, tim PACIS menerima kunjungan dari Tim Pusat Strategi Kebijakan di Kawasan Amerika Eropa, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN), Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang dipimpin langsung oleh Ibu Spica Tutuhatunewa selaku Kepala Pusat Strategi Kebijakan di Kawasan Amerop. Dalam pertemuan tersebut, dibahas rencana peningkatan kerjasama  antara Pusat Strategi Kebijakan di Kawasan Amerop dengan Parahyangan Center for International Studies (PACIS) Unpar.

Dalam pertemuan tersebut kedua tim berbagi pandangan tentang situasi global yang saat ini sedang mengalami gejolak dan penuh ketidakpastian, termasuk situasi terkini di Timur Tengah pasca Presiden Trump menyerang tiga situs nuklir Iran dan dampaknya bagi berlanjutnya ketegangan antara Iran dan Israel dan Israel dan Hamas.

Ketua PACIS menyampaikan paparan tentang fokus kajian dan kegiatan PACIS dalam dua tahun terakhir. Ada empat flagship yang sedang terus dikembangkan: ASEAN Smart City Networks (ASCN), Digital & Soft Power Diplomacy, Green Economy & Carbon Market, dan Geopolitical Transformation. PACIS memiliki 29 anggota yang masing-masing memiliki ekspertise di bidang tertentu yang mendukung empat fokus tersebut.

Ibu Annisa Wiharani sebagai anggota PACIS menjelaskan tentang kerjasama Unpar dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia yang telah ditandangani dalam bentuk MoU. Delegasi Uni Eropa menyampaikan bahwa fokus mereka saat ini adalah pada bagaimana Uni Eropa memposisikan diri dalam dunia multipolar, serta strategi jangka panjang. Uni Eropa melihat potensi Asia yang mempunyai kesempatan yang besar karena pengaruh demografi dan generasi mudanya banyak. Penekanan pada “youth diplomacy” dan kerja sama regulasi di bidang ekonomi. Ibu Annisa mengusulkan inisiatif penyusunan policy brief strategis terkait dialog Indonesia–UE sebagai salah satu bentuk kerjasama PACIS dan Kemenlu.

Kapus Strategi Kebijakan di Kawasan Amerika dan Eropa memaparkan hasil kerjasama dengan divisi penelitian dan Pengembangan Kompas dalam menyelenggarakan survei nasional untuk melihat Tingkat visibilitas dan eksistensi negara-negara Uni Eropa di mata Masyarakat Indonesia. Survei tersebut mencakup 34 provinsi dan menjangkau 1200 masyarakat dari daerah tersebut.

Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat visibilitas dan eksistensi negara-negara Uni Eropa di mata masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, terutama dalam hal peran, kontribusi, dan relevansinya dalam isu-isu global maupun kerja sama bilateral. Hal ini menjadi tantangan bagi BSKLN Kawasan Eropa dan Amerika untuk menyiasatkan strategi komunikasi dan diplomasi publik yang baik. Padahal, Eropa sendiri banyak mengekspor kebijakan dan regulasi (anomalinya).

Isu-isu yang menjadi perhatian saat ini mencakup diberlakukannya tarif perdagangan dan regulasi Donald Trump dengan gagasan “Led by the US”. Di kawasan Amerika Latin, isu-isu pentingnya di antaranya gandum, mineral, dan kesenjangan dalam bahasa. Di Kawasan Eropa Barat, perhatian besar diberikan pada isu EUDR, regulasi tentang lingkungan, bangkitnya partai sayap kanan. Di kawasan Eropa Utara perhatian besar diberikan pada isu energi terbarukan dan transisi energi. Di Kawasan Eropa Timur, isu Russia-Ukraina dan Turki masih mendominasi perhatian Kemenlu.

Kedua belah pihak menyepakati untuk terus meningkatkan kerjasama, termasuk dengan menyiapkan perpanjangan MoU antara Unpar dan BSKLN Kemenlu. MoU tersebut menjadi dasar kerjasama kajian kebijakan terkait kawasan Amerika dan Eropa, peluang magang bagi mahasiswa Unpar, penyelenggaraan kuliah tamu, serta aktivitas lain yang dapat mendukung diplomasi Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika dan Eropa, dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peneliti PACIS dan para mahasiswa Unpar.

Dalam pertemuan tersebut, Tim Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa terdiri dari Ibu Spica A Tutuhatunewa, Bapak Arsi Dwinugraha Firdausy (ketua tim Kawasan Amerika Utara), Ibu Monica Sonya Maria (Diplomat muda), Bapak Reinhart (Diplomat Muda), Ibu Sifelia (Diplomat Pertama).

Dari PACIS hadir Yulius P Hermawan, Annisa Wiharani, Kishino Bawono, dan Nazwa dan Genoveva K Putryanti sebagai anggota tim manajemen dan pengembangan PACIS, serta Gabriela Davinci dan Warren Christoper sebagai mahasiswa yang menulis skripsi terkait Eropa.

Penulis Gabriella Amerin Davinci dan Nazwa