Strategi Investasi yang Lebih Inklusif dengan SDM Berkualitas: Bagaimana Indonesia Harus Terlihat Menarik Di Mata Investor Asing

Flint Fernando Tendy

Menurut Rencana Strategi Kementerian Luar Negeri 2020-2024 (Renstra Kemlu) salah satu indikator keberhasilan dari diplomasi ekonomi yang juga termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara (RPJMN) 2020-2024 adalah menghitung nilai investasi asing yang masuk ke Indonesia (Kemenlu, 2020). Dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brussel tentang mengenal investor Uni Eropa di Indonesia edisi 2021, bentuk investasi asing  yang paling penting bagi Indonesia adalah Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari luar negeri dikarenakan bentuk ini yang paling riil dan biasa menyasar sektor-sektor bisnis dan bersifat jangka panjang (Kemenlu, 2021).

Di tengah kondisi perekonomian global yang cenderung tidak stabil, ditambah persaingan antara negara-negara berkembang untuk menarik minat investor asing, Indonesia harus bisa menonjol dan memanfaatkan modalitas yang dimiliki untuk memuluskan FDI masuk ke Indonesia. Oleh karena itu penting untuk melihat bagaimana tren investasi asing di Indonesia belakangan ini dan memeriksa terutama apakah Indonesia sudah melakukan strategi yang tepat untuk memuluskan investasi asing masuk ke dalam negeri.

Target dan Capaian Investasi Asing di Indonesia : Tren Penurunan Sejak 2022

Menurut sumber data yang didapatkan dari Kementerian Investasi/BKPM yang dikutip oleh Kementerian Pembangunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi target investasi asing adalah Rp. 1.400 triliun yang tercapai dengan realisasi sebesar Rp. 1.418 triliun (Kementerian Pembangunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2024). Kementerian Investasi/BKPM juga menargetkan untuk tahun 2020-2024 investasi asing yang dibutuhkan sebesar 35 triliun rupiah. Sepanjang triwulan III tahun 2024 BKPM juga mencatat Indonesia berhasil mencapai realisasi investasi sebesar Rp. 431,48 triliun yang berarti ada peningkatan 15,25% dibandingkan waktu yang sama di tahun 2023 (BKPM, 2024).

Meskipun begitu, apabila melihat tren investasi asing di Indonesia dari Kementerian Investasi/BKPM (BKPM, 2024) menunjukkan bahwa dalam 14 tahun terakhir dari tahun 2010 sampai periode bulan Juni 2024 total investasi negara asing di Indonesia mengalami penurunan di benua Eropa, Amerika, Asia, Afrika, dan Australia dengan total investasi yang menurun drastis dari sekitar 50 triliun menjadi 28 triliun rupiah dari tahun 2023-2024 setelah sebelumnya di periode 2022 ke 2023 mengalami kenaikan. Data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga melampirkan tren penurunan di periode 2022-2023 nilai investasi asing di Indonesia yang rata-rata mengalami penurunan 32% dari periode 2021-2022 (BPS, 2024). Hal ini menunjukkan bahwasanya investasi asing di Indonesia masih belum memenuhi target dari BKPM dan bahkan mengalami tren penurunan 2 tahun belakangan ini.

Grafik 1. Trend Investasi Asing di Indonesia

Sumber: BPS, 2024, diolah.

Tantangan Ketimpangan Distribusi dan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia

Tren penurunan investasi asing di Indonesia merupakan konsekuensi dari beberapa tantangan yang masih dihadapi Indonesia dalam menarik minat investor asing baik dari faktor internal seperti masalah keterbatasan infrastruktur, kualitas SDM yang rendah, dan regulasi yang masih cenderung menghambat proses investasi asing yang masuk ke Indonesia maupun faktor eksternal seperti kondisi perekonomian global yang tidak stabil dan fenomena ketimpangan distribusi investasi asing. Tulisan ini hanya akan berfokus pada dua masalah utama yaitu kualitas tenaga kerja Indonesia dan ketimpangan distribusi investasi asing.

Menurut Renstra BKPM 2020-2024, laporan dari CEO World Magazine tahun 2019 menunjukkan bahwa dalam skor daya tarik investasi asing Indonesia memiliki skor yang sangat rendah dalam aspek kualitas SDM yang berkapasitas tinggi dan jauh tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura. Masalah produktivitas yang rendah ini berkaitan dengan kualitas SDM yang rendah, dimana tenaga kerja masih didominasi oleh lulusan SD yaitu sekitar 40%, sementara tidak semua tenaga kerja lulusan pendidikan yang lebih tinggi memiliki kesiapan dan kapasitas sesuai kebutuhan dunia kerja (Rencana Strategis BKPM, 2020).

Selain tantangan terkait dengan SDM, terdapat suatu kondisi fenomena yang dinamakan ketimpangan distribusi investasi asing yang pada intinya berarti mayoritas FDI dari negara-negara maju di Utara masih terkonsentrasi untuk sesama negara maju dan hanya sekitar 23% yang menuju kawasan Asia Pasifik sehingga menciptakan kesenjangan antara negara maju di Utara dan negara berkembang di Selatan. Menurut data dari World Investment Report 2022 dari 20 negara favorit tempat FDI mengalir di tahun 2020-2021, hanya 5 negara termasuk Indonesia yang merupakan negara dengan perekonomian berkembang dengan Amerika Serikat menjadi negara terfavorit tujuan FDI. Di Asia Tenggara sendiri Indonesia menjadi negara kedua tujuan investor asing setelah Singapura (UNCTAD, 2022).

Rekomendasi

Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke 4 di dunia diproyeksikan akan mengalami bonus demografis pada tahun 2020 hingga 2030 yang berarti pada periode ini penduduk usia produktif di Indonesia yaitu antara 15 hingga 64 tahun akan berjumlah lebih banyak daripada penduduk usia tidak produktif sebesar 70%. Ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk memiliki angkatan kerja yang banyak dan produktif serta kreatif dan inovatif yang mampu menarik investor asing untuk berinvestasi (Lemnasham, 2024).

Oleh karena itu, untuk memanfaatkan modalitas tersebut, pendidikan sebagai sumber utama masyarakat Indonesia mendapatkan ilmu harus ditingkatkan kualitasnya seperti memuat kurikulum yang lebih relevan di zaman digital sekarang seperti digitalisasi dan kreativitas untuk mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas yang melek teknologi dan berpikir inovatif. Mata pelajaran seperti matematika dan sains juga harus difokuskan di tingkat pendidikan. Kemudian, pemerintah juga harus lebih meningkatkan daya kompetisi tenaga kerja di Indonesia dengan program-program seperti magang di perusahaan, penyediaan lapangan kerja yang produktif dan memerlukan skill tinggi, serta fasilitas untuk pelatihan.

Untuk mengatasi ketimpangan distribusi investasi asing, Indonesia perlu merubah strategi investasi menjadi lebih inklusif dan mudah diakses oleh semua negara. Dari data BPS, 5 negara atas yang berinvestasi di Indonesia merupakan negara maju dengan Singapura sebagai negara teratas. Indonesia harus memanfaatkan modalitas sebagai negara yang aktif di panggung internasional seperti di forum-forum multilateral seperti G20 dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara dan salah satu terbesar di Asia untuk tidak hanya menarik minat investor asing dari negara maju di Utara tapi juga ke negara berkembang di Selatan. Oleh karena itu kerjasama dengan negara-negara di Afrika melalui Indonesia-Africa Forum (IAF) juga dengan negara Timur Tengah harus semakin ditingkatkan untuk tidak membatasi opsi investor asing di Indonesia.

Kemudian strategi untuk menarik minat investor asing yang tak kalah penting adalah mendorong perkembangan dan inovasi energi teknologi terbarukan untuk menarik minat investor asing serta mendorong investasi hijau. International Energy Agency (IEA) mencatat bahwa tren investasi di energi terbarukan adalah sebesar 3 triliun US$ yang merupakan rekor dan menunjukkan bahwa dunia terutama negara maju sekarang semakin giat untuk berinvestasi di teknologi untuk energi terbarukan (IEA, 2024). Menurut laporan dari Indonesia Investment Guide Book 2020 dari BKPM terdapat beberapa cara yang saling berkaitan dan mendukung untuk mendorong perkembangan sektor energi terbarukan seperti peningkatan investasi di energi terbarukan yang harus disertai perkembangan infrastruktur pendukung melalui kerjasama internasional (BKPM, 2020).

Referensi

Kementerian Investasi/BKPM. (n.d.). Realisasi Investasi. https://bkpm.go.id/id/info/realisasi-investasi

Kementerian investasi/BKPM. (2022). Indonesia Investment Guidebook. BKPM. https://ppid.bkpm.go.id/wpcontent/uploads/2022/09/Indonesia_Investment_Guidebook.pdf

Kementerian Investasi/BKPM. (2024). Renstra BKPM 2020-2024. https://ppid.bkpm.go.id/wp-content/uploads/2024/10/Renstra_BKPM_2020-2024_final.pdf

Kementerian Luar Negeri. (2020). Renstra Kemenlu 2020-2024. https://e-ppid.kemlu.go.id/storage/619/Renstra-Kemlu-2020-2024.pdf

Kementerian Luar Negeri. (2021). KBRI Brussel. Mengenal Investor Asing Uni Eropa di Indonesia. https://kemlu.go.id/brussels/id/read/mengenal-investor-uni-eropa-di-indonesia/626/information-sheet

Lembaga Ketahanan Nasional RI. (2024, Maret 28). Bonus Demografis Berperan Dalam Ketahanan Nasional. https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/2199-bonus-demografi-berperan-dalam-ketahanan-sosial-budaya#:~:text=Bonus%20demografi%20akan%20berdampak%20pada,pertumbuhan%20ekonomi%20yang%20lebih%20tinggi.

Overview and key findings – World Energy Investment 2024 – Analysis – IEA. (n.d.). International Energy Agency. Retrieved November 28, 2024, from https://www.iea.org/reports/world-energy-investment-2024/overview-and-key-findings

Realisasi Investasi 2023 Capai Rp1.418,9 Triliun. (2024, January 24). Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Retrieved November 28, 2024, from https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/realisasi-investasi-2023-capai-rp1-418-9-triliun

Realisasi Penanaman Modal Luar Negeri di Indonesia. (n.d.). Badan Pusat Statistik. Retrieved November 28, 2024, from https://www.bps.go.id/id/statistics-