SCO Tianjin 2025: Solidaritas Global Selatan di Tengah Hegemoni AS

KTT tahunan Shanghai Cooperation Organization (SCO) ke-25 di Tianjin berlangsung pada momen ketika tata kelola global berada di persimpangan jalan. Dengan lebih dari 20 pemimpin dunia non-Barat hadir, pertemuan ini menegaskan ambisi Beijing membentuk arsitektur keamanan dan ekonomi alternatif terhadap dominasi Barat, terutama di tengah turbulensi global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat, khususnya tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Donald Trump.

Dalam pidato pembukaannya, Presiden Tiongkok Xi Jinping memperingatkan bahwa “shadows of Cold War mentality and bullying have not dissipated, with new challenges mounting.” Xi menegaskan dunia kini berada di “a new phase of turbulence” dan menyerukan pembentukan kerangka tata kelola global yang lebih adil dan seimbang. Pernyataan ini dibaca sebagai kritik terselubung terhadap kebijakan unilateralisme Washington, sekaligus menegaskan ambisi Beijing membentuk arsitektur alternatif global.

India: Cina sebagai alternatif terhadap AS? 

KTT ini menjadi kunjungan pertama Perdana Menteri India, Narendra Modi, ke Cina sejak tujuh tahun terakhir, setelah kedua negara bersitegang akibat sengketa wilayah perbatasan Ladakh yang diwarnai insiden baku pukul antara serdadu kedua negara tahun 2020 lalu. Kehangatan yang ditampilkan oleh keduanya memberi kesan bahwa India dan Tiongkok ingin tampil sebagai  “partners, not rivals”. 

Namun kenyataannya, tantangan yang mengiringi normalisasi hubungan tersebut tetap besar. India masih sangat berhati-hati terhadap ancaman banjir produk impor murah dari Tiongkok yang dapat merugikan industri domestiknya, sementara defisit perdagangan yang melebar membuat posisi New Delhi tidak nyaman. Hubungan erat antara Beijing dan Islamabad juga tetap menjadi sumber ketegangan, terlebih karena Tiongkok kerap mendukung Pakistan secara militer maupun intelijen dalam konflik dengan India.

Kehadiran Modi di forum ini memiliki dimensi yang jauh melampaui isu bilateral dengan Tiongkok. Dengan tampil dalam forum yang dipimpin oleh Rusia dan Tiongkok, India menegaskan kembali strategi multialignment yang selama ini dijalankan; menjaga ruang manuver dengan membina hubungan baik dengan BRICS, tetapi pada saat yang sama tetap dapat bernegosiasi dengan negara-negara industri Barat. Dalam konteks meningkatnya ketegangan dengan Washington akibat tarif yang dijatuhkan Trump, kehadiran Modi di Tianjin menjadi sinyal jelas bahwa India tidak mau didikte dan memiliki opsi strategis lain.

Pertemuan Xi–Modi–Putin: Simbol Multipolaritas

Salah satu momen paling ikonik dari KTT Tianjin adalah ketika Xi Jinping, Narendra Modi, dan Vladimir Putin terlihat bergandengan tangan sambil tertawa lepas. Gestur sederhana ini sarat makna geopolitik, terutama ketika Washington menuduh India dan Tiongkok secara tidak langsung menopang ekonomi perang Rusia di Ukraina.

Bagi Beijing, kebersamaan itu menegaskan bahwa Tiongkok mampu menawarkan alternatif kemitraan yang lebih konsisten daripada Washington. Kemudian bagi Moskow, SCO adalah salah satu panggung internasional langka di mana Putin dapat tampil percaya diri, bebas dari tekanan diplomatik yang biasa ia hadapi di forum Barat. Sementara bagi India, kebersamaan dengan Xi dan Putin menjadi cara untuk menegaskan kemandirian strategisnya, menunjukkan bahwa New Delhi masih memiliki ruang bermanuver di luar orbit Amerika Serikat.

Hubungan personal Modi dan Putin juga kembali dipertontonkan ke publik. Modi menyebut Putin sebagai “dear friend” dan bahkan menaiki mobil Aurus berlapis baja milik Presiden Rusia. Gestur ini mempertegas kehangatan hubungan India–Rusia yang telah berakar sejak era Perang Dingin, meski belakangan India juga mendiversifikasi pemasok alutsistanya dengan AS, Prancis, dan Israel.

Ekonomi, AI, dan Infrastruktur: Agenda Strategis SCO

Selain simbolisme politik, KTT SCO di Tianjin meluncurkan beberapa agenda konkret. Pertama, deklarasi bersama mengenai kerja sama kecerdasan buatan (AI), yang menegaskan hak semua negara untuk mengembangkan teknologi AI sekaligus kebutuhan regulasi bersama untuk mengurangi risiko. Beijing mendorong model open-source AI sebagai “infrastruktur produktivitas,” meski tantangan utama tetap pada regulasi lintas batas.

Kedua, negara-negara anggota menyepakati pendirian Bank Pembangunan SCO, langkah yang dipandang sebagai upaya membangun alternatif sistem keuangan global yang tidak bergantung pada dolar AS. Meskipun skalanya belum sebesar Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), inisiatif ini tetap mencerminkan ambisi Xi sebagai arsitek tatanan ekonomi global baru.Dalam kerangka tersebut, Beijing berjanji menyediakan bantuan langsung sebesar 2 miliar yuan pada tahun ini serta pinjaman senilai 10 miliar yuan untuk tiga tahun mendatang bagi negara-negara anggota.

Ketiga, SCO juga meresmikan empat pusat kerja sama baru yang berfokus pada keamanan, penanggulangan kejahatan transnasional, keamanan informasi, serta pemberantasan perdagangan narkoba. Strategi pembangunan jangka panjang 2026–2035 pun diumumkan, menandai arah baru pertumbuhan organisasi ini.

Implikasi Global: SCO sebagai Penyeimbang di Era Tarif Trump

Trump’s 50% tariffs terhadap India, termasuk penalti atas impor minyak dari Rusia, telah menciptakan keresahan di pasar global. Bagi India, tekanan ini menimbulkan risiko melemahnya daya saing ekspor dan memburuknya defisit transaksi berjalan. Namun, keterlibatan aktif India dalam SCO dan penguatan poros Rusia–India–China memberi sinyal bahwa New Delhi tengah membangun strategic hedge melawan tekanan AS.

Seperti dikemukakan analis pasar Seema Shrivastava, “the SCO Summit may not directly undo Trump’s tariffs, but it is more than a diplomatic gathering. It marks a strategic pivot where India, China, and Russia show readiness to chart their own economic path.” Dengan demikian, Tianjin bukan hanya panggung simbolik, melainkan momentum nyata bagi Global South untuk memperkuat daya tawar dalam sistem internasional yang kian multipolar.

Penulis : Nazwa 

Sumber Gambar : Foxnews.com

Referensi : 

Hagstrom, Anders. “India’s Modi Cozies up with Putin, Xi in Statement against Trump ‘Bullying.’” Fox News, September 1, 2025. https://www.foxnews.com/world/indias-modi-cozies-up-putin-xi-statement-against-trump-bullying.

Roche, Elizabeth. “India at the SCO Summit: One Platform, Multiple Messages.” Thediplomat.com. The Diplomat, September 2, 2025. https://thediplomat.com/2025/09/india-at-the-sco-summit-one-platform-multiple-messages/.

Sethi, Vaamanaa. “India-China-Russia: Can SCO Summit 2025 Brew Trump’s Tariffs?” livemint.com, September 1, 2025. https://www.livemint.com/market/stock-market-news/indiachinarussia-can-sco-summit-2025-brew-trumps-tariffs-11756621499382.html.