Kenapa Korea

Kajian mengenai Korea Selatan memiliki signifikansi yang penting karena memberikan pemahaman mendalam mengenai dinamika politik global, pembangunan ekonomi, serta pengaruh budaya. Indonesia dan Korea memiliki sejumlah kesamaan dalam perjalanan historisnya. Dalam kurun waktu sekitar tujuh dekade, Korea Selatan berhasil bertransformasi dari negara dengan tingkat GDP yang rendah pasca-Perang Korea menjadi salah satu dari sepuluh kekuatan ekonomi utama dunia.

Transformasi pesat Korea Selatan menuju status sebagai kekuatan ekonomi global sekaligus pusat inovasi teknologi menjadikannya studi kasus yang relevan dalam wacana pembangunan dan globalisasi. Sementara itu, program nuklir serta rezim otoriter Korea Utara menyoroti isu-isu strategis dalam keamanan internasional dan diplomasi. Lebih lanjut, pembagian historis di Semenanjung Korea beserta ketegangan yang masih berlangsung hingga kini memberikan contoh empiris yang signifikan bagi kajian perdamaian dan konflik.

Aspek budaya memainkan peran yang sangat sentral. Warisan budaya Korea Selatan yang kaya, dipadukan dengan ekspansi global fenomena Hallyu yang mencakup K-pop, drama, dan perfilman, telah memperkuat soft power Korea Selatan di kancah internasional. Kawasan Asia Tenggara, khususnya, menjadi salah satu basis penggemar terbesar bagi berbagai produk budaya Korea, terutama K-pop.

Dalam kerangka hubungan regional, Korea aktif membangun kemitraan dengan ASEAN. Meskipun memulai kerja sama dengan ASEAN lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Timur Laut, keterlibatan Korea berkembang pesat melalui lahirnya kebijakan luar negeri ASEAN-focused yang dikenal sebagai New Southern Policy pada tahun 2017, kemudian diperkuat dengan inisiatif Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI). Selanjutnya, pada tahun 2024, Korea meningkatkan hubungan tersebut menjadi comprehensive strategic partnership. Hubungan dengan Indonesia juga semakin positif, ditandai dengan pembentukan special strategic partnership yang menjadi satu-satunya di Asia Tenggara. Faktor kedekatan personal di tingkat kepemimpinan, khususnya antara Presiden Lee Myung-bak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, turut memperkokoh hubungan bilateral tersebut. Lebih jauh, keterlibatan bersama Indonesia dan Korea Selatan dalam forum multilateral seperti MIKTA dan G20 memperluas ruang kerja sama strategis, baik pada tingkat regional maupun global.