Pada tanggal 3 September 2024, Jurusan Hubungan Internasional Unpar melakukan diskusi online dengan Kyiv-Mohyla Academy untuk menjajagi peluang kerja sama dengan perguruan tinggi yang berbasis di Kyev tersebut, Ukraina. Diskusi online yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Prof. Sukawarsini Djelantik di Kiyev Ukraina di akhir Juli 2024 hingga awal Agustus 2024. Bapak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, merangkap Georgia dan Armenia turut hadir dan memberikan sambutan di pertemuan tersebut. Dalam kesempatan tersebut Bapak Arief Basalamah menyampaikan harapannya supaya kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan Ukraina benar-benar dapat terealisir.
Hadir dari pihak Unpar adalah Ketua Jurusan HI (Elisabeth Dewi), Ketua Program Studi Sarjana (Angguntari C Sari), Ketua Program Studi Magister Hubungan Internasional (Aknolt K Pakpahan), Kepala Laboratorium HI (Indrawati Sari), Ketua PACIS Unpar (Yulius P Hermawan), sejumlah dosen, serta Direktur Kerja sama Internasional Unpar, serta staf di lembaga kerja sama Unpar tersebut. Prof Sukawarsini Djelantik hadir sebagai focal point dari hubungan kerjasama Unpar-Kyiv-Mohyla Academy.
Dari pihak Kyiv-Mohyla Academy, hadir Kepala Departemen Hubungan Internasional (Maksym Yakovlyev), Kepala Urusan Internasional (Larysa Chonyuk) dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial (Liudmyla Zubrytska), serta sejumlah dosen di Jurusan Hubungan Internasional.
Masing-masing pihak berbagi informasi tentang ekspertise dosen-dosen di jurusan, kegiatan-kegiatan penelitian dan seminar yang telah dikembangkan, dan keunggulan masing-masing pihak.
Dalam pertemuan tersebut dijajaki potensi bentuk-bentuk kerja sama seperti pengajaran, penelitian bersama, dukungan bagi penguatan kajian Indonesia di Kyiv-Mohyla Academy, Ukraina dan kajian tentang Eropa Timur di Unpar, Indonesia. Kyiv-Mohyla Academy misalnya tertarik untuk mengembangkan matakuliah Indonesia dan Indo-Pasifik. Unpar dapat menyediakan pakar, sementara Academy akan menyediakan ekspert tentang Eropa untuk menjadi narasumber di Unpar. Akademi juga tertarik untuk mengkaji peran Indonesia sebagai middle-power, keamanan informasi, hybrid warfare studies dan reformasi Dewan Keamanan PBB yang sedang diusulkan oleh banyak pihak.
Baik Unpar maupun Kyiv-Mohyla Academy bersepakat untuk melakukan diskusi yang melibatkan dosen-dosen dari masing-masing universitas dalam jangka waktu dekat. Diskusi dengan tema-tema tertentu akan menjadi Langkah kongkrit untuk memulai kerja sama tersebut.