Dampak Konflik Iran-Israel Bagi Perekonomian Global

Aknolt Kristian Pakpahan, Pakar Ekonomi Politik Internasional PACIS

Situasi konflik di kawasan Timur Tengah saat ini telah memberikan tekanan ketidakpastian pada perekonomian global. Serangan Iran ke Israel pada 14 April 2024 yang dibalas oleh Israel pada 19 April 2024 memberikan tekanan pada perekonomian global, termasuk perekonomian Indonesia.

Dampak pada perekonomian global

Ada dua isu besar yang harus diperhatikan akibat ketidakstabilan situasi di Timur Tengah.

Pertama, kenaikan harga minyak mentah dunia. Konflik yang terjadi akan memberikan tekanan pada harga minyak mentah dunia yang akan mengarah pada ancaman inflasi. Gangguan produksi dan distribusi minyak diyakini tidak hanya memberikan tekanan pada inflasi akan tetapi juga pada sektor industri yang membutuhkan minyak sebagai sumber energi proses produksi. Melambatnya aktivitas produksi akibat terhambatnya distribusi minyak dan kenaikan harga minyak pada akhirnya memunculkan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) sekaligus meningkatkan beban subsidi negara pada anggaran subsidi sosial.

Kedua, naiknya tingkat suku bunga global. Ancaman inflasi global akibat naiknya harga minyak mentah dunia dan harga produk komoditas menuntut bank sentral bersiasat menahan agar inflasi tetap terkendali. Salah satu strategi menghadapi inflasi adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga.

Tingginya tingkat suku bunga dapat menjadi bumerang bagi pertumbuhan ekonomi.

Tingginya tingkat suku bunga dapat menjadi bumerang bagi pertumbuhan ekonomi. Dampak dari tingginya tingkat suku bunga adalah pelambatan pertumbuhan ekonomi akibat akses kredit atau pinjaman yang menurun yang jika tidak dicermati dengan baik akan mengarah pada kondisi resesi ekonomi global.

Dampak pada perekonomian Indonesia

Apa yang terjadi di kawasan Timur Tengah juga berdampak pada perekonomian Indonesia. Sebagai negara yang tergantung pada pasokan impor minyak mentah, ancaman kenaikan harga minyak global akan memunculkan efek berantai pada perekonomian nasional.

Pertama, kenaikan harga minyak mentah dunia akan memberikan tekanan pada semakin besarnya anggaran subsidi energi yang pasti akan menguras kas negara dan ancaman inflasi akibat naiknya harga komoditas sebagai dampak lanjutan kenaikan harga BBM.

Kedua, penetapan tingkat suku bunga tinggi sebagai antisipasi inflasi akan berdampak pada pelambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Tingginya tingkat suku bunga akan mengganggu aktivitas ekonomi terutama yang berkaitan dengan skema kredit seperti misalnya pembelian rumah, kendaraan bermotor, dan lainnya. Hal ini yang memunculkan ancaman pelambatan ekonomi yang bisa berdampak pada ancaman PHK massal yang berpotensi memunculkan masalah sosial baru.

Konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah … mendorong para investor global menanamkan investasi di investasi aman seperti Amerika Serikat dan emas.

Ketiga, pelemahan nilai tukar rupiah sebagai dampak dari ketidakpastian global dan kebijakan suku bunga tinggi The Fed. Pelemahan nilai tukar rupiah memberikan dampak negatif dikarenakan masih besarnya ketergantungan bahan baku prouksi impor oleh para pelaku ekonomi domestic yang dapat menyebabkan kenaikan harga barang produksi sekaligus turunnya daya beli masyarakat. Keempat, keluarnya investasi asing dari Indonesia.

Konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah memunculkan ketidakpastian global yang pada akhirnya mendorong para investor global menanamkan investasi di investasi aman seperti pasar saham Amerika Serikat dan emas.