Jaringan Kota Cerdas ASEAN (ASCN): Melayani Masyarakat dengan Lebih Baik

Feature Image: https://asean.org/our-communities/asean-smart-cities-network/

Bank Dunia mencatat lebih dari separuh populasi global saat ini tinggal di perkotaan, dan jumlah ini diproyeksikan akan meningkat pada tahun 2045 dimana populasi perkotaan dunia akan meningkat 1,5 kali lipat menjadi 6 miliar (World Bank, 2023). Pemerintah semakin mendapat tekanan untuk menghadapi berbagai tantangan urbanisasi kontemporer dan merancang strategi berkelanjutan untuk menjamin kualitas hidup dan kesejahteraan penduduk perkotaan. Di tengah pesatnya trend urbanisasi ini, pendekatan smart city muncul sebagai solusi krusial dengan memberikan pendekatan komprehensif terhadap pembangunan perkotaan.

Laju urbanisasi global yang pesat juga terjadi di kawasan Asia Tenggara. Saat ini, setengah dari populasi ASEAN tinggal di daerah perkotaan, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 dengan tambahan 70 juta orang yang bergabung dengan mereka (Sharif, 2022).. Oleh karena itu, penerapan kerangka smart city untuk meringankan beban urbanisasi yang pesat menjadi sangat penting.

Para pemimpin ASEAN telah bersiap untuk mendorong mekanisme smart city regional di Asia Tenggara. Pada tahun 2018, usulan dari Singapura mengenai fokus ASEAN ke pendekatan smart city disambut dengan hangat, dan pertemuan ASEAN Smart City Network (ASCN) perdana diadakan pada tahun yang sama. Adopsi ASCN di ASEAN bertujuan untuk mendukung proyek Komunitas ASEAN dan hal ini dibangun atas dasar pemahaman bersama mengenai perlunya sebuah platform bagi kota-kota ASEAN untuk berbagi pengalaman dan keahlian dalam mengatasi masalah urbanisasi melalui pendekatan inovatif baik melalui solusi teknologi maupun non-teknologi (ASEAN Secretariat, 2018).

Sejak saat itu, para pemimpin ASEAN telah menunjukkan komitmen teguh terhadap pengembangan ASCN. Hal ini terbukti dengan munculnya deklarasi secara konsisten mengenai pentingnya ASCN pada setiap KTT ASEAN yang dituangkan dalam Chairman Statement. Deklarasi ini diikuti dengan penyampaian tentang ASEAN Smart Cities Framework, ASCN Terms of Reference, the ASCN Monitoring and Evaluation (M&E), Guide on enhanced interaction with external partners, Smart City Action Plans (SCAPs), ASCN Online Portal and ASEAN Smart City Investment Toolkit, yang semuanya ditujukan untuk memastikan keberhasilan implementasi dan pengoperasian ASCN.

Selain mendukung ASCN pada tingkat deklaratif, para pemimpin ASEAN juga mengambil langkah-langkah untuk membangun struktur kelembagaan pendukung. Struktur ini mengidentifikasi pemangku kepentingan utama di ASEAN dan pembagian wewenang untuk memastikan kemajuan dalam penerapan ASCN. Ketua ASEAN secara otomatis menjadi Ketua ASCN pada masa jabatan presiden terpilih. Ketua ASCN kemudian menunjuk National Representatives (NRs), setara dengan Senior Official Meeting (SOM), untuk memandu kegiatan ASCN.

Mengingat kepemimpinan ASEAN berganti setiap tahunnya, maka ASCN menunjuk seorang Shepherd (Sherpa) yang bertugas membantu Ketua ASCN dalam menjaga kelangsungan program ASCN. Oleh karena itu Sherpa dipilih untuk jangka waktu yang lebih lama yaitu 2 (dua) tahun dengan perpanjangan 2 (dua) tahun berikutnya. Singapura terpilih menjadi Sherpa ASCN pada tahun 2019-2023, dan pada pertemuan tahunan ASCN ke-6 tahun 2023, Indonesia terpilih menjadi Sherpa ASCN (Ratih Indraswari).

Referensi:

ASEAN Secretariat. (2018, April 27). Concept Note of the ASEAN Smart Cities Network. ASEAN Main Portal. https://asean.org/concept-note-of-the-asean-smart-cities-network/

Sharif, M. M. (2022, September 8). Capturing the Urban Opportunity in Southeast Asia. The ASEAN Magazine. https://theaseanmagazine.asean.org/article/capturing-the-urban-opportunity-in-southeast-asia/

World Bank. (2023). Urban Development [Text/HTML]. World Bank. https://www.worldbank.org/en/topic/urbandevelopment/overview