Pada 24 Juli 2025, konflik bersenjata kembali pecah di perbatasan Thailand dan Kamboja, tepatnya di sekitar Kuil Ta Muen Thom di Provinsi Surin, Thailand. Ketegangan ini menimbulkan korban jiwa sebanyak 38 orang dan memaksa ratusan ribu warga dari kedua negara mengungsi. Sebagian besar korban merupakan warga sipil, termasuk anak-anak, sehingga menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi kekerasan yang terjadi.
Kedua negara saling menuduh sebagai pihak yang memulai serangan, dan hingga kini belum dapat dipastikan siapa yang memicu konflik tersebut. Eskalasi konflik ini menjadi yang terparah sejak beberapa tahun lalu akibat keterlibatan penggunaan persenjataan berat yang digunakan. Thailand mengerahkan jet tempur serta penjatuhan bom oleh kedua pihak. Ketegangan ini turut menyebabkan terputusnya hubungan diplomatik dan penutupan perbatasan resmi antara kedua negara.
Konflik ini merupakan kelanjutan dari ketegangan jangka panjang di sepanjang 800 km garis perbatasan Thailand-Kamboja, yang telah menjadi sumber sengketa sejak akhir abad ke-20. Perebutan wilayah, termasuk Kuil Preah Vihear dan Ta Muen Thom, kerap menjadi titik api dari berbagai konfrontasi yang terjadi selama ini. Namun, sejak Februari 2025, tensi bilateral terus meningkat hingga akhirnya memuncak pada insiden kekerasan berskala besar di bulan Juli.
Eskalasi ini menimbulkan kekhawatiran yang signifikan terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara. Selain mengancam keamanan masyarakat sipil, konflik berisiko memicu peningkatan arus pengungsi, peredaran senjata lintas batas, serta ketegangan politik yang lebih luas. Dalam konteks ini, peran ASEAN sebagai organisasi regional kembali dipertanyakan, khususnya dalam kapasitasnya untuk merespons dan menyelesaikan konflik antarnegara anggotanya.
Selama beberapa tahun terakhir, ASEAN kerap dikritik karena responsnya yang pasif terhadap berbagai isu konflik internal, seperti krisis di Myanmar dan ketegangan di Laut Cina Selatan. Ketiadaan mekanisme penegakan hukum yang kuat serta keterbatasan instrumen resolusi konflik membuat efektivitas ASEAN dalam menjaga perdamaian regional menjadi sorotan. Dalam konflik Thailand-Kamboja, belum terlihat adanya langkah konkret dari ASEAN baik sebagai aktor, forum, maupun instrumen penyelesaian konflik.
Salah satu inisiatif signifikan datang dari Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025, yang menginisiasi pertemuan trilateral pada 28 Juli antara Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Perundingan ini turut dihadiri oleh Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai pengamat. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan gencatan senjata tanpa syarat antara kedua pihak setelah lima hari konflik terus terjadi.
Meskipun inisiatif Malaysia diapresiasi, dinamika ini menggarisbawahi permasalahan mendasar bahwa ASEAN masih memiliki ketergantungan terhadap intervensi eksternal dalam penyelesaian konflik internal. Pernyataan Perdana Menteri Kamboja bahwa “mediasi penentu” berada di tangan Amerika Serikat, serta tekanan dari Presiden AS terhadap kedua pihak melalui jalur diplomatik, memperlihatkan lemahnya posisi ASEAN dalam memainkan peran sentral dalam penyelesaian konflik kawasan.
Kesepakatan gencatan senjata merupakan langkah awal yang penting. Namun, tanpa upaya berkelanjutan untuk menyelesaikan akar permasalahan, yaitu sengketa wilayah perbatasan, perdamaian jangka panjang tidak akan terwujud.
Konflik Thailand-Kamboja menjadi momentum kritis untuk menguji relevansi ASEAN sebagai penjaga stabilitas kawasan. Tanpa peningkatan kapasitas kelembagaan dan kemauan politik dari seluruh negara anggota, ASEAN berisiko kehilangan kredibilitasnya dalam menangani krisis internal. Dengan demikian, respons ASEAN terhadap konflik ini bukan hanya akan menentukan arah penyelesaian bilateral, tetapi juga mencerminkan masa depan integrasi dan keamanan regional di Asia Tenggara.
Sumber Gambar Cover: ABC News
Penulis: Genoveva Karrenia Putryanti
Referensi:
Al Jazeera Staff. (2025, July 24). What we know about clashes on the Thai-Cambodian border. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2025/7/24/what-we-know-about-clashes-on-the-thai-cambodian-border
Baharudin, H. (2025, July 28). Truce between Cambodia and Thailand secured under Asean chair Malaysia, but can it hold? The Straits Times. https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/truce-between-cambodia-and-thailand-secured-under-asean-chair-malaysia-but-can-it-hold
Fajri, D. A. (2025, July 27). What is the Impact of the Thailand-Cambodia War on Indonesia? Tempo; TEMPO.CO. https://en.tempo.co/read/2033018/what-is-the-impact-of-the-thailand-cambodia-war-on-indonesia
Jasmine, A. (2025, July 26). Thailand-Cambodia Border Clashes Raise Concerns of Foreign Intervention. Tempo; TEMPO.CO. https://en.tempo.co/read/2032939/thailand-cambodia-border-clashes-raise-concerns-of-foreign-intervention