Dalam rangka mendukung penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Pemajuan Iptek Jangka Menengah Tahun 2025-2029, Direktorat Evaluasi Kebijakan Riseet, Teknologi dan Inovasi, BRIN menyelenggarakan kegiatan Evaluasi Praktek Empiris Riset dan Inovasi Tahun 2020-2024 di KST Samaun Samadikun BRIN, Bandung.
Diskusi evaluasi tersebut dipimpin oleh Direktur Evaluasi Kebijakan Riset, Teknologi dan Inovasi, BRIN, dan dihadiri 6 anggota tim evaluasi serta sejumlah perwakilan-perwakilan lembaga penelitian Universitas di Bandung. Tema-tema riset yang dievaluasi adalah Tekstil Berbahan Baku Ramie yang Ramah Lingkungan, Inovasi dan Pengayaan Seni serta Industri Kreatif dan Penguatan Peran Indonesia di Tingkat Regional dan Global. Praktik riset bertema Tekstil Berbahan Baku Ramie didiskusikan pada pagi hari, sementara tema bidang sosial humaniora dibahas di siang hari.
Yulius P Hermawan, Ketua PACIS Unpar diundang untuk memaparkan pengalaman riset terkait penguatan peran Indonesia di tingkat regional dan global, termasuk riset yang pernah didanai skema Prioritas Riset Nasional (PRN) di tahun 2020-2021. Riset yang pernah dilakukan dalam skema Pendanaan PRN adalah “Penguatan Posisi Indonesia sebagai Major Power dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia: Kerja Sama Indonesia-Afghanistan melalui Women-Led Home Industry Development di Wilayah Konflik.”
Ketua PACIS menyampaikan apresiasi kepada BRIN untuk melihat peran Indonesia tersebut sebagai tema yang penting sebagaimana ditunjukkan dengan jumlah dana yang disediakan untuk riset tersebut. Yulius P Hermawan juga memaparkan kendala penelitian yang dihadapi di antaranya adalah Pandemi Covid 19 menghambat kegiatan pengumpulan data (wawancara, FGD, expert group meeting) yang direncanakan dapat diselenggarakan offline, Keterbatasan data dari MOWA Afghanistan yang berbahasa Inggris dan Penetapan jadwal konsinyering dengan narasumber dari K/L terkait. Pandemi Covid 19 menyebabkan pengeluaran transportasi dan akomodasi (mobilitas) menjadi tidak relevan sedangkan pelaporan tetap mengasumsikan terjadi kegiatan offline. Kendala terkait dengan objek penelitian adalah perubahan Pemerintahan di Afghanistan setelah Taliban berkuasa. Ini berdampak pada situasi stabilitas dan keamanan, dan situasi perempuan yang menjadi subjek penelitian.
Kendala-kendala awal diatasi dengan mengandalkan informasi dan data dari anggota peneliti yang ada di Afghanistan dan memiliki akses ke KBRI dan MOWA, memanfaatkan data interpreter dan/atau translator sehingga membutuhkan alokasi dari anggaran, mekanisme secara online dan diatur menjadi kegiatan-kegiatan dengan jumlah partisipan yang lebih kecil namun jumlah narasumber ditingkatkan (berkaitan pula dengan penyesuaian anggaran), serta bekerja sama dengan KBRI dan Kemenlu menyikapi perkembangan domestik di Afghanistan.

Selain itu, Ketua PACIS juga berkesempatan memaparkan penelitian-penelitan terkait penguatan peran Indonesia di luar skema pendanaan Kemenristek DIKTI dan BRIN. Kementerian yang pernah mendukung riset tersebut meliputi Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian Investasi/BKPM, dan Lembaga internasional seperti GIZ dan Heinrich Boll Stiftung.
Pada kesempatan tersebut, Yulius Purwadi Hermawan menyampaikan harapan supaya tema Peningkatan Peran Indonesia di tingkat regional dan global tetap menjadi salah satu tema prioritas yang mendapatkan dukungan pendanaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tema tersebut sangat terkait erat dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2025-2045) dan khususnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2025-2029). Peran diplomasi menjadi penting dalam konteks Megatrends Global 2045, yang mencakup perkembangan geopolitik dan geoekonomik, demografi global, perkembangan teknologi, konstelasi perdagangan global, urbanisasi dunia, perubahan iklim dan tata keuangan global.
Tema-tema Riset Penguatan Peran Indonesia di kawasan dan global
Tema-tema riset yang dapat didukung untuk memperkuat peran Indonesia di Tingkat regional dan global di antaranya meliputi:
• Penguatan Diplomasi Ekonomi
• Diplomasi Perlindungan WNI di luar negeri
• Diplomasi Kedaulatan dan Kebangsaan
• Peningkatan Kontribusi dan Kepemimpinan Indonesia di Kawasan dan dunia: ASEAN, Indopasifik, G20, DK PBB, Lembaga Keuangan Internasional, dll.
• Penguatan Infrastruktur Diplomasi
Dukungan BRIN bagi riset-riset tematik tersebut akan mendorong pendekatan-pendekatan inovatif yang dapat diimplementasikan oleh para pelaku diplomasi Indonesia di luar negeri. Pendekatan ini menjadi penting mengingat di tahun 2045 Indonesia diproyeksikan dapat menjadi salah satu negara maju secara ekonomi yang seharusnya memiliki pengaruh penting dalam politik internasional.