Depok, 13 November 2025: Bertempat di Science and Technology Park (STP) Universitas Indonesia, Depok, Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN), Kementerian Luar Negeri meluncurkan buku Konteks dan Signifikansi Kerja sama dalam Indonesia’s Strategic Framework for Elevating Development Partnership with the Pacific.
Kegiatan tersebut diawali dengan peluncuran dokumen Indonesia’s Strategic Framework for Elevating Development Partnership with the Pacific, yang menjadi peta jalan terstruktur komitmen dan rencana aksi Indonesia untuk memperkuat kemitraan dengan negara-negara dan entitas di kawasan Pasifik. Peluncuran tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri. Dokumen Strategic Framework tersebut membuktikan pemenuhan janji Indonesia yang disampaikan dalam Bali Message, sebagai hasil Indonesia Pacific Forum for Development (IPFD) di Bali, 7-8 Desember 2022.
Dalam Bali Message Indonesia telah menyampaikan komitmen untuk menyusun sebuah roadmap kerjasama pembangunan jangka panjang dengan negara-negara dan teritori-teritori di Pasifik baik di tingkat bilateral maupun multilateral, termasuk melalui mekanisme kemitraan triangular.
Terdapat empat bidang kerja sama pembangunan yang Indonesia ingin tingkatkan dengan Pasifik. Bidang pertama adalah pembangunan ekonomi dan konektivitas, termasuk penguatan kerja sama perdagangan, jaringan busines to business, pembangunan kapasitas di bidang pemrosesan makanan, pertanian kehutanan dan perikanan. Bidang kedua adalah pembangunan yang berpusat pada manusia, termasuk pemberian beasiswa untuk angkatan muda dari Pasifik, pertukaran budaya, dukungan pembangunan kesehatan, pendidikan, dan turisme.
Bidang Ketiga adalah peningkatan kerja sama di bidang kelautan, lingkungan dan keamanan, termasuk pencegahan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF). Bidang kerja sama keempat adalah manajemen bencana dan perubahan iklim, di mana Indonesia berkomitmen di antaranya untuk meningkatkan manajem budaya, pemulihan pasca bencana, Search and Rescure dalam kecelakaan transportasi.
Untuk mendukung peluncuran Strategic Framework tersebut, BSKLN menerbitkan buku publik yang memberikan penjelasan tentang latar belakang kontekstual yang mendasari penyusunan Strategic Framework dan sekaligus menjelaskan pentingnya Strategic Framework untuk penguatan kerja sama Indonesia dengan Pasifik.
Diharapkan buku pendamping Strategic Framework dapat menjadi salah satu acuan bagi Kementerian dan Lembaga yang diharapkan terlibat dalam implementasi Strategic Framework melalui proyek kerja sama yang sesuai dengan kewenangan dan kompetensi masing-masing.
Buku Pendamping Strategic Framework disusun sebagai hasil kajian yang melibatkan tim peneliti PACIS, LPPSP Universitas Indonesia dan tim PSK Asia Pasifik dan Afrika BSKLN Kementerian Luar Negeri sejak Juli 2024. Selanjutnya, dilakukan harmonisasi substansi buku dengan Strategic Framework pada tahun 2025.
Kegiatan peluncuran Strategic Framework dan Buku Pendamping tersebut dibuka oleh Kepala BSKLN dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, dan dilanjutkan dengan diskusi terbuka terkait isi buku pendamping yang dimoderatori diplomat senior dari BSKLN Kemenlu.
Dalam Bali Message Indonesia telah menyampaikan komitmen untuk menyusun sebuah roadmap kerjasama pembangunan jangka panjang dengan negara-negara dan teritori-teritori di Pasifik baik di tingkat bilateral maupun multilateral, termasuk melalui mekanisme kemitraan triangular.
Terdapat empat bidang kerja sama pembangunan yang Indonesia ingin tingkatkan dengan Pasifik. Bidang pertama adalah pembangunan ekonomi dan konektivitas, termasuk penguatan kerja sama perdagangan, jaringan busines to business, pembangunan kapasitas di bidang pemrosesan makanan, pertanian kehutanan dan perikanan. Bidang kedua adalah pembangunan yang berpusat pada manusia, termasuk pemberian beasiswa untuk angkatan muda dari Pasifik, pertukaran budaya, dukungan pembangunan kesehatan, pendidikan, dan turisme.
Bidang Ketiga adalah peningkatan kerja sama di bidang kelautan, lingkungan dan keamanan, termasuk pencegahan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF). Bidang kerja sama keempat adalah manajemen bencana dan perubahan iklim, di mana Indonesia berkomitmen di antaranya untuk meningkatkan manajem budaya, pemulihan pasca bencana, Search and Rescure dalam kecelakaan transportasi.
Untuk mendukung peluncuran Strategic Framework tersebut, BSKLN menerbitkan buku publik yang memberikan penjelasan tentang latar belakang kontekstual yang mendasari penyusunan Strategic Framework dan sekaligus menjelaskan pentingnya Strategic Framework untuk penguatan kerja sama Indonesia dengan Pasifik.
Diharapkan buku pendamping Strategic Framework dapat menjadi salah satu acuan bagi Kementerian dan Lembaga yang diharapkan terlibat dalam implementasi Strategic Framework melalui proyek kerja sama yang sesuai dengan kewenangan dan kompetensi masing-masing.
Buku Pendamping Strategic Framework disusun sebagai hasil kajian yang melibatkan tim peneliti PACIS, LPPSP Universitas Indonesia dan tim PSK Asia Pasifik dan Afrika BSKLN Kementerian Luar Negeri sejak Juli 2024. Selanjutnya, dilakukan harmonisasi substansi buku dengan Strategic Framework pada tahun 2025.
Kegiatan peluncuran Strategic Framework dan Buku Pendamping tersebut dibuka oleh Kepala BSKLN dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, dan dilanjutkan dengan diskusi terbuka terkait isi buku pendamping yang dimoderatori diplomat senior dari BSKLN Kemenlu.
Ketua LPPSK Universitas Indonesia, memberikan paparan terkait konteks isu kemaritiman, pembangunan ekonomi, dan perubahan iklim di Pasifik. Pakar Pasifik dari UGM Prof. Dr. Phil. Ketua Parahyangan Center for Internasional Studies (PACIS), memberikan paparan terkait konteks isu keamanan, human centered development, dan pembangunan konektivitas di kawasan Pasifik. Gabriel Lele memberikan tanggapan terhadap buku tersebut.
Dalam paparannya, Yulius P Hermawan, Ketua PACIS, menekankan bahwa kemitraan pembangunan Indonesia dan Pasifik merupakan pendekatan strategis yang diambil Indonesia untuk memenangkan hati dan pikiran masyarakat Pasifik untuk menjemput masa depan bersama yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan bersama di tengah-tengah tantangan yang muncul.
Hadir dalam kegiatan peluncuran dan diskusi adalah pejabat-pejabat senior dari Kemenlu RI, perwakilan-perwakilan Kementerian dan Lembaga yang diharapkan akan berkontribusi dalam implementasi Strategic Framework, dan perwakilan-perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara-negara Pasifik.
Ketua LPPSP Universitas Indonesia, memberikan paparan terkait konteks isu kemaritiman, pembangunan ekonomi, dan perubahan iklim di Pasifik. Pakar Pasifik dari UGM Prof. Dr. Phil. Ketua Parahyangan Center for Internasional Studies (PACIS), memberikan paparan terkait konteks isu keamanan, human centered development, dan pembangunan konektivitas di kawasan Pasifik. Gabriel Lele memberikan tanggapan terhadap buku tersebut.
Dalam paparannya, Yulius P Hermawan, Ketua PACIS, menekankan bahwa kemitraan pembangunan Indonesia dan Pasifik merupakan pendekatan strategis yang diambil Indonesia untuk memenangkan hati dan pikiran masyarakat Pasifik untuk menjemput masa depan bersama yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan bersama di tengah-tengah tantangan yang muncul. Hadir dalam kegiatan peluncuran dan diskusi adalah pejabat-pejabat senior dari Kemenlu RI, perwakilan-perwakilan Kementerian dan Lembaga yang diharapkan akan berkontribusi dalam implementasi Strategic Framework, dan perwakilan-perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di negara-negara Pasifik.
Penulis: YP Hermawan
