Sebagai negara yang telah dipilih sebagai Shepherd ASCN di 2023, Indonesia memiliki komitmen untuk mendukung ketua-ketua ASCN dalam membangun smart cities di negara-negara ASEAN. Tekad tersebut terungkap dalam diskusi konsultatif Kementerian Dalam Negeri selaku National Representative (NR)/focal point ASCN dengan Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN dan Perwakilan ASEAN Secretariat yang berlangsung secara hybrid pada 16 Desember 2024.
Diskusi dipimpin oleh Bapak Gensly Analis Kebijakan Ahli Madya Perkotaan dan Fasilitasi Pertanahan, dan dihadiri perwakilan dari PTRI untuk ASEAN, perwakilan Sekretariat ASEAN, Tim Kajian ASCN PACIS Unpar, Ibu Erike CEO ASECH dan sejumlah pemangku kepentingan yang selama ini mendukung pembangunan kota cerdas di Indonesia.
Pak Gensly menyampaikan bahwa Indonesia telah menjalin komunikasi dengan Malaysia yang akan menjadi ketua ASCN pada periode 2025 dan menyampaikan dukungannya untuk keketuaan ASCN. Diharapkan kolaborasi ini dapat menunjukkan wajah Indonesia di ASEAN. Di tahun 2024 Indonesia telah membuktikan dukungannya pada Laos sebagai ketua ASCN seperti dalam pelaksanaan Annual Meeting yang dilanjutkan konferensi ASCN di Luang Prabang pada bulan Juli-Agustus 2024, di tahun 2025 Indonesia akan kembali menunjukkan dukungan kongkrit kepada Malaysia sebagai ketua ASCN
Ketua PACIS memberikan paparan tentang rekomendasi inisiatif-inisiatif yang bisa diusulkan Indonesia sebagai Shepherd untuk memperkuat ASCN di bawah keketuaan Malaysia.
Inti dari usulan PACIS adalah bagaimana membangun kota-kota cerdas melalui kolaborasi, kemitraan dan inovasi yang lebih kuat. Menurut ketua PACIS berdasarkan hasil kajian ASCN, observasi dan wawancara di Luang Prabang, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, di antaranya adalah
- Bagaimana ASEAN bisa meningkatkan kerjasama antara members di ASCN
- Siapa saja sektor swasta yang bisa terlibat
- Bagaiman Indonesia dapat melaksanakan capacity building
- Bagaimana ASEAN menggunakan guideline untuk mendukung ASCN
- Bagaimana monitoring dan evaluation progress bisa dilakukan

Interaksi antara delegasi di meeting ASCN perlu difasilitasi untuk meningkatkan kerjasama antar kota-kota cerdas di ASEAN. Kolaborasi antar sektor swasta terutama yang bergerak di bidang inovasi perlu didorong dan ASEAN bisa memfasilitasi satu sesi pertemuan di antara inovator-inovator. Perlu membantu anggota-anggota ASCN mencari mitra untuk pendanaan proyek-proyek ASCN, termasuk bagaimana mengaksesnya. Perlunya mengumpulkan mitra donor agar mereka saling mengetahui tujuan dan sharing practices, sekaligus pendanaannya lebih efisien dan efektif.
Indonesia juga dapat melakukan capacity building dengan menggandeng sektor lain seperti swasta untuk bekerjasama. Sebagai Shepherd Indonesia bisa mendorong bagaimana toolkit atau produk-produk kesepakatan sebelumnya bisa diimplementasikan dan dikembangkan di pertemuan berikutnya.
Merespon inisiatif Kemendagri sebagai NR ASCN dan rekomendasi PACIS, PTRI untuk ASEAN menyampaikan bahwa PTRI mendukung penuh Kemendagri sebagai NR dan focal point ASCN untuk memainkan peran aktif dan proaktif sebagai Shepherd ASCN.
Selama ini PTRI selalu mendorong mitra external ASEAN untuk mendukung ASCN. Sejak tahun 2023 ketika keketuaan Indonesia di ASEAN, Indonesia sudah mengusulkan agenda connectivity dalam ASCN dengan seluruh mitra. Selain itu, sustainable urban development juga selalu dipromosikan. Seluruh action plan dengan partners yang mengukur kerjasama, isu smart city sudah dimasukan sebagai komitmen kerjasama dan deklarasi dari ASEAN itu sudah dimuat. Partners sudah siap memberikan kerjasama dengan ASCN sehingga hanya perlu digali saja sebagai tindak lanjut. Apalagi ASEAN connectivity project plan sudah memasukan ASCN sebagai prioritas.
PTRI juga melihat perlunya meningkatkan/memanfaatkan center of excellence untuk smart city agar bisa tawarkan ke mitra untuk meminta dukungan atau resource. Dalam hal ini, perlu peningkatan perkembangan center of excellence agar mendapat support.
ASEAN Secretariat menyampaikan sambutan dan dukungan atas inisiatif Indonesia sebagai ASCN Shepherd dalam memperkuat ASCN. Indonesia perlu membuat rancangan konseptual dalam concept note yang selanjutnya dapat dimintakan input dari negara-negara ASEAN. Concept note juga nantinya bisa diusulkan sebagai proposal pengembangan smart city. Di pertemuan tahunan ASCN akan didukung interaksi yang lebih dalam dan luas di antara perwakilan-perwakilan ASCN sehingga dapat saling belajar dari praktik-praktik baik masing-masing dalam membangun kota cerdas.

Ibu Erike, CeO ASECH menyampaikan kesiapan ASECH untuk berperan aktif dalam pembangunan smart cities di ASEAN. ASECH selama ini selalu terdepan dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan kongkrit dalam membangun kota cerdas di Indonesia, seperti melalui expo tahunan yang besar dengan melibatkan berbagai stakeholders yang sangat luas.
Bapak Abubakar Adhwil secara khusus menyoroti kelemahan ASCN selama ini, yaitu lebih melihat pada project dan belum fokus ke visi yang ingin dibawa ke ASCN sehingga pembangunan kota cerdas kurang terarah. Pembangunan smart cities masih mengabaikan sustainability dan fokus ke perkembangan ekonomi. Bapak Abu mengusulkan supaya Shepherd dapat mendorong untuk membuat modul bagaimana mendorong kota-kota yang terdaftar di ASCN untuk memperluas ke kota-kota lain yang tidak terdaftar. Sebelum annual meeting ASCN dilaksanakan di September 2024, perlu dibuat guideline yang dapat dibawa ke annual meeting tersebut.
Penulis laporan: YP Hermawan

