Solidaritas ASEAN dan Global Untuk Korban Gempa Myanmar

ASEAN bergerak cepat merespon terjadinya gempa berskala 7.7 Skala Richter yang mengguncang Myanmar dan negara-negara sekitarnya pada 28 Maret 2025.

Dilaporkan 1.644 orang meninggal 3.408 orang terluka, dan 139 orang hilang di Myanmar. Sementara di Thailand 17 orang dikabarkan meninggal, 32 terluka dan 77 hilang akibat dampak gempa yang menyentuh Bangkok yang berjarak 1.000 kilometer tersebut.

Jumlah tersebut dapat meningkat lagi jika bantuan kemanusiaan tidak segera menjangkau khususnya wilayah-wilayah yang paling terdampak di Myanmar.

Junta militer Myanmar mengundang masyarakat internasional untuk memberikan bantuan dalam menangani dampak gempa di Myanmar tersebut. Dalam pernyataan resmi melalui televisi pemerintah, Jenderal Senior Min Aung Hlaing menyampaikan: “We issue an open invitation to any organizations and nations willing to come and help the people in need within our country.” Undangan tersebut disebut sebagai sesuatu yang jarang disampaikan oleh pemimpin Myanmar sejak kudeta militer dilakukan di tahun 2021.

Komitmen ASEAN

Merespon situasi di Myanmar, pada tanggal 29 Maret 2025, Menteri-menteri Luar Negeri ASEAN segera mengadakan pertemuan secara online untuk menyamakan pandangan mereka dalam merespon gempa tersebut. Dalam pertemuan tersebut juga hadir Sekretaris Jenderal ASEAN, Dr Kao Kim Hourn, dan Deputi Eksekutif Direktur ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center), serta Menteri Luar Negeri Timor Leste sebagai observer.

Dari pertemuan tersebut, Menlu-menlu ASEAN mendeklarasikan empat butir pernyataan:

  1. Menyampaikan simpati mendalam dan berduka cita kepada Masyarakat Myanmar dan Thailand yang mengalami gempa yang sangat kua tersebut.
  2. Menyatakan solidaritas bagi keluarga komunitas yang terdampak gempa. Dampak gempa telah mengakibatkan korban yang sangat besar baik yang meninggal, terluka dan kehancuran besar di Mandalay, Nay Pyi Taw, Bangkok, Chiang Mai dan daerah-daerah sekitarnya.
  3. Menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan dan kesiapan ASEAN untuk untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan dan pemulihan termasuk melalui pengiriman ASEAN Emergency Response and Assesment Team (ERAT), pemanfaatan Disaster Emergency Logistic System for ASEAN (DELSA), dan Urban Search and Rescue (USAR)  
  4. Menegaskan solidaritas ASEAN dan siap bekerja sama dengan erat dalam mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan, mendukung dan memfasilitasi operasi bantuan, dan memastikan tanggap kemanusiaan sesuatu waktu dan efektif dengan bantuan ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center).

Menlu Myanmar dan Thailand menyampaikan apresiasinya terhadap kesigapan ASEAN, solidaritas dan bantuan proaktif dalam operasi tanggap darurat.

Sebagai ketua ASEAN tahun 2025, Malaysia secara khusus juga telah mengirimkan tim kemanusiaan ke Myanmar. Hingga 30 Maret 2025, dilaporkan juga tim personal Thailand dan Singapura (Lionheart Contingent) telah tiba di Myanmar untuk memulai operasi kemanusiaan.

Tim dari China (Blue Sky Rescue/BSR), India dan Rusia juga dikabarkan sudah berhasil mendarat di Myanmar untuk memulai operasi tanggap darurat.

Dukungan Global

Dukungan juga diberikan oleh organisasi-organisasi internasional dan pemimpin-pemimpin dunia.

PBB menjanjikan bantuan sebesar 5 juta USD sebagai dukungan bagi operasi tanggap darurat di Myanmar. Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen juga menyatakan kesiapan Eropa untuk membantu Myanmar.

Pemerintah China menjanjikan 100 juta yuan (13,8 juta dollar) untuk bantuan kemanusiaan di Myanmar. Zelandia Baru melalui Menteri Luar Negerinya menyatakan 2 juta NZD paket bantuan kemanusiaan untuk Myanmar. Menlu Korea menyampaikan janji bantuan kemanusiaan sebesar 2 juta USD.

Australia turut bergabung dalam negara-negara yang siap membantu Myanmar dengan bantuan awal sebesar 2 juta dollar untuk Myanmar melalui International Committee of the Red Cross (ICRC).

Sumber: USGS/Reuter.

Krisis Politik Myanmar sebagai Hambatan

Derasnya dukungan bagi krisis kemanusiaan di Myanmar menunjukkan empati masyarakat internasional terhadap rakyat Myanmar yang terdampak oleh gempa yang dahsyat.

Empati ini muncul di tengah-tengah kritik terhadap krisis domestic yang terjadi di Myanmar sejak junta militer berkuasa di tahun 2021. Pemimpin-pemimpin ASEAN telah mengeluarkan seruan untuk diakhirnya kekerasan di Myanmar dan menekan junta militer untuk membuka ruang dialog dengan kelompok oposisi untuk resolusi konflik. Namun hingga tahun keempat, inisiatif ASEAN ternyata tidak berhasil membawa perubahan di Myanmar. Misi khusus yang dibentuk ASEAN tidak pernah berhasil bertemu dengan pihak-pihak yang berkonflik di Myanmar.

Pemimpin-pemimpin dunia juga menyikapi kondisi politik dengan cara yang sama dengan ASEAN. Tekanan internasional tidak berhasil membawa perubahan di dalam negeri Myanmar. Kekerasan tetap berlanjut di Myanmar di mana militer melakukan tekanan-tekanan kepada pemimpin oposisi dan para pendukungnya.

Dalam konteks krisis kemanusiaan pasca gempa yang berkekuatan sangat besar tersebut, pemimpin oposisi (Pemeritah Kesatuan Nasional bayangan Myanmar) telah mengumumkan inisiatif untuk melakukan gencatan senjata pada 29 Maret 2025, atau sehari setelah gempa terjadi. Inisiatif ini disampaikan supaya bantuan kemanusiaan terhadap korban gempa dapat segera disalurkan.

Namun sayangnya, niat baik kelompok oposisi tidak disambut dengan niat baik dari junta militer. Media-media internasional masih memberitakan bahwa junta militer masih melakukan serangan udara di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kelompok oposisi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan bahwa serangan tersebut sebagai tindakan yang “completely outrageous and unacceptable” (benar-benar keterlaluan dan tidak dapat diterima). Pelapor Khusus PBB (Special Rapporteur) Tom Andrews menyebutkan bahwa militer tetap menjatuhkan bomb ketika orang-orang ingin menolong para korban gempa.

Dalam konteks ini, pemimpin-pemimpin ASEAN perlu memastikan bahwa junta militer lebih kooperatif dalam membuka akses ke bantuan kemanusiaan internasional dan sekaligus menyerukan kembali harapan ASEAN bagi dihentikannya cara-cara kekerasan untuk memerangi kelompok oposisi.

Penulis: YP Hermawan

Sumber gambar foto cover: CBS News

Sumber Berita:

https://asean.org/wp-content/uploads/2025/03/Final-ASEAN-Foreign-Ministers-Statement-on-Myanmar-Earthquake_20250329.pdf

https://asean.bernama.com/news.php?id=2407750

https://asean.bernama.com/news.php?id=2407513

https://asia.nikkei.com/Spotlight/Myanmar-Crisis/Myanmar-military-and-its-enemies-seek-to-gain-from-quake

https://www.bangkokpost.com/world/2990427/myanmar-quake-death-toll-expected-to-rise-as-junta-seeks-aid

https://www.nationthailand.com/blogs/news/asean/40048064

https://apnews.com/article/thailand-myanmar-earthquake-latest-rescue-4069e6865c131848968a118644350284

https://www.foreignminister.gov.au/minister/penny-wong/media-release/humanitarian-assistance-myanmar-0

https://www.bbc.com/news/articles/cy7x7r8m3xlo