Pasar Ekspor-Impor Kawasan Amerika dan Eropa: Apakah ada Ruang untuk Indonesia Masuk?

Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta Eropa, ditandai oleh dinamika ekspor-impor yang signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah muncul sebagai mitra dagang yang vital, mengekspor berbagai produk termasuk minyak sawit, tekstil, dan peralatan elektronik. AS sendiri menyumbang sebagian besar dari total ekspor Indonesia ke kawasan Ameria, dan ini membuktikan bahwa AS merupakan pasar yang penting bagi komoditas Indonesia. Kuatnya ikatan ekonomi Indonesia dengan negara-negara di kawasan tersebut membuka peluang untuk pertumbuhan di berbagai sektor dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang semakin penting dalam perdagangan global.

 Untuk melihat pencapaian diplomasi ekonomi Indonesia selama 4 tahun kebelakang, berikut disajikan data ekspor, impor, serta neraca perdagangan Indonesia ke daerah Amerika dan Eropa.

Sumber: BPS, 2024.

Seperti ditunjukkan dalam grafik,  volume perdagangan Indonesia dengan negara-negara di kedua kawasan tersebut mengalami kenaikan di tahun 2022 lalu. Namun terjadi penurunan di tahun-tahun berikutnya. Kenaikan tersebut di antaranya disebabkan oleh peredaran vaksin antar negara, yang menjadi pertanda berakhirnya pandemi Covid-19. Di tahun berikutnya, perekonomian dunia menurun dari 3,5% di tahun 2022, menjadi 3,0% di tahun 2023. Proyeksi IMF menunjukkan terjadinya penurunan lagi di tahun 2024 menjadi 2,9% (IMF, 2023).


Tantangan yang Dihadapi Indonesia

Sedikitnya terdapat lima tantangan yang dihadapi Indonesia dalam meningkatkan ekspor dan impor barangnya di pasar Amerika dan Eropa, yaitu:

  1. Biaya pengiriman yang mahal 

Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di Asia Tenggara. Indonesia memiliki perbedaan jarak yang cukup jauh dengan benua Eropa dan Amerika. Karena perbedaan jarak tersebut, biaya pengiriman dari Indonesia ke kawasan Eropa maupun Amerika akan memakan waktu dan biaya yang cukup besar, yang membuat harga barang meningkat, sehingga bisa menjadi faktor kalah saing oleh pihak lain. Biaya yang dibutuhkan untuk mengirim 1 kontainer 100 cm ke daerah AS adalah kurang lebih 3000 USD (Freightos, 2024),  sedangkan untuk mengirim 1 kontainer 100 cm ke daerah Eropa (Jerman) adalah 5000 USD sampai 9000 USD (Freightify, 2024)

  1. Fluktuasi Ekonomi Dunia 

Dunia sedang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang baik. Kanada dan Amerika Serikat sedang mengalami penurunan ekonomi yang kian memburuk. Inflasi mata uang Kanada menyebabkan harga pangan mahal, karena Kanada mendapatkan kebanyakan suplai bahan pangan dasar dari AS (Bank of Canada, 2024). Perang Rusia Ukraina pun tidak membantu situasi tersebut, menaikkan angka inflasi di AS pada tahun 2021 ke 2022 lalu sebanyak 3,5%.  Tentunya, hal ini bisa menurunkan daya beli para importir produk Indonesia.

  1. Tantangan Logistik

Selain dari biaya pengiriman yang mahal, waktu pengiriman juga berpengaruh akan tindakan ekspor impor dari Indonesia ke kawasan Amerika dan Eropa. Waktu pengiriman yang lama berarti bahwa ada beberapa barang dan komoditas yang perlu perhatian khusus agar tidak rusak sampai tujuan (komoditas organik, pecah belah, dll)

  1. Perbedaan kultur dan budaya pasar 

Perbedaan kawasan pun melahirkan perbedaan pandangan dan kultur, serta kebijakan yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Tentunya, dengan ada perbedaan pandangan dan perspektif masyarakat mengenai tantangan sehari-hari yang mereka hadapi, produk dan komoditas yang masyarakat di kawasan Amerika maupun Eropa butuhkan tidak akan sama dengan apa yang masyarakat Indonesia butuhkan. Indonesia memiliki tugas untuk menyesuaikan produk dengan pasar yang ada di kawasan tersebut, guna meningkatkan nilai jual produk.

  1. Saingan yang ketat

Karena Amerika dan Eropa merupakan kedua kawasan yang besar dan berpengaruh, Banyak negara-negara lain mencari peluang ekspor, impor, maupun menjalin kerjasama dengan kawasan tersebut. Di sisi lain, kebutuhan kedua kawasan tersebut bersifat terbatas. Hal tersebut menciptakan persaingan yang ketat, yang akan menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mengisi kebutuhan mereka. Kompetitor Indonesia di pasar tersebut adalah antara lain; China, Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam.

Di mana Peran Indonesia Dalam Persaingan Ini?

Indonesia harus cerdas mengembangkan komoditas unggulan yang dapat masuk di pasar Amerika dan Eropa, dalam konteks persaingan yang ketat. Salah satu komoditas yang Indonesia bisa tonjolkan adalah produk yang bisa diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat target pasar, yaitu kawasan Amerika dan Eropa, sekaligus membantu memenuhi kepentingan negara-negara di kawasan tersebut untuk beralih ke sumber energi terbarui, sebagaimana telah menjadi kesepakatan global. 

Pada COP 28 (Conference of Parties ke – 28) pengalihan bahan bakar dari berdasarkan fosil menjadi bahan bakar terbaharui menjadi kesepakatan global. Salah satu bahan bakar alternatif yang saat ini bisa menggantikan bahan bakar fosil adalah bahan bakar berdasarkan listrik, yang komponen intinya adalah baterai. Itu berarti akan ada banyak negara yang membutuhkan nikel sebagai bahan dasar baterai, salah satunya adalah AS. 

Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, dengan 30% nikel dunia diproduksi oleh Indonesia. Indonesia sudah mengekspor nikel yang dimiliki, selain ke Eropa, nikel Indonesia paling banyak disalurkan ke China. Sedangkan US juga membutuhkan nikel untuk membangun infrastruktur energi terbarukan, seiring dengan adanya visi misi COP yang ingin mencapai net zero by 2050. Saat ini, US mendapatkan suplai nikel mereka kebanyakan dari Canada (Statista, 2024). Apabila jumlah produksi nikel Indonesia dibandingkan dengan Kanada, yang memproduksi hanya 180,000 metrik ton nikel, Indonesia masih menang jauh.Selain dari komoditas nikel, apabila melihat tren perkembangan ekspor kopi Indonesia ke kawasan Eropa yang cukup positif, (mencapai angka peningkatan sebanyak 79 ribu dolar AS pada tahun 2021-2022), terdapat peluang Indonesia untuk menaikan angka tersebut di tahun-tahun kedepannya.

Apa yang Bisa Indonesia Lakukan?

Dalam konteks persaingan dan penurunan kinerja perdagangan Indonesia di pasar Amerika dan Eropa, Indonesia perlu memperkuat strategi-strateginya:

  1. Mengembangkan dan memastikan sistem manajemen pengiriman komoditas baik dan teratur.

Kebanyakan masalah pengiriman antar negara disebabkan karena kesalahan sistem manajemen komoditas. Kesalahan-kesalahan seperti salah menulis invoice, salah menulis klasifikasi komoditas, salah menghitung tarif dan biaya, salah menginput tarif dan biaya, serta masalah dokumen-dokumen lainnya (IDS Commander iTech2021, 2021). Karena itu, ada baiknya untuk mengembangkan sistem manajemen pengiriman, agar hal-hal tersebut tidak terjadi lagi. Sistem manajemen komoditas yang baik akan mengurangi barang-barang hilang atau rusak, juga bisa menjaga harga pengiriman supaya tetap stabil. 

  1. Menyesuaikan komoditas sesuai kebutuhan pasar.

Untuk mengatasi perbedaan kultur, Indonesia dapat melakukan penyesuaian produk dengan pasar, dimana Indonesia menambahkan Added Value ke barang yang akan dijual ke negara importir, guna menyesuaikan dengan pasar. Dengan begitu, keinginan pasar dan penyediaan produk bisa sesuai.

  1. Kerjasama dengan kawasan Amerika dan Eropa

Untuk mengatasi tantangan saingan, Indonesia bisa membangun suatu kerjasama dengan AS, dimana kita mensuplai nikel ke mereka, dan AS membantu perkembangan infrastruktur Indonesia. Dengan begitu, kedua pihak bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh masing-masing, AS dengan nikelnya, dan Indonesia bisa berkembang secara infrastruktur, mendekati misi COP 28. Kerjasama tersebut akan mengurangi beban AS dalam jangka panjang karena dengan adanya kepastian dalam perdagangan tersebut, proses logistik yang terjadi akan lebih efisien. 

  1. Lebih aktif di forum Internasional

Selain itu, untuk menarik negara-negara lain di kawasan Amerika dan Eropa selain AS, Indonesia bisa berperan lebih aktif dalam konferensi-konferensi seperti COP, G20, dll. Dengan begitu, Indonesia akan lebih dikenal oleh negara-negara lain yang membutuhkan nikel untuk misi COP 28.

Secara garis besar, Indonesia masih memiliki ruang dan kesempatan untuk masuk ke pasar Amerika dan Eropa, sejauh Indonesia tetap berperan aktif dalam menjalin kerjasama serta mengejar kesesuaian komoditas dengan pasar yang dituju dan memastikan bahwa negara-negara di kawasan tersebut tetap memandang Indonesia sebagai mitra perdagangan yang penting. 

Daftar Referensi

Statista. “U.S. Nickel Imports by Country,” n.d. https://www.statista.com/statistics/260834/share-of-us-nickel-imports-by-country/.

Bank of Canada. “What Drives up the Price of Groceries.” Bankofcanada.ca, 2024. https://www.bankofcanada.ca/2024/07/what-drives-up-the-price-of-groceries/.

Freightify.com. “Freightify : Online Freight Rate Management Solutions,” 2024. https://www.freightify.com/ship-containers/germany?10252031_page=2.

Freightos. “Shipping from Indonesia to United States [Updated February 2023 ],” n.d. https://www.freightos.com/shipping-routes/shipping-from-indonesia-to-the-united-states/.

IDS Commander iTech2021. 2021. “Freight Audit Mistakes That Can Increase Freight Charges.” ITech Data Services. September 29, 2021. https://itechdata.ai/freight-audit-mistakes-that-can-increase-freight-charges/.

IMF. “World Economic Outlook, October 2023: Navigating Global Divergences.” IMF, Oct. 2023, www.imf.org/en/Publications/WEO/Issues/2023/10/10/world-economic-outlook-october-2023.